Senin, 12 Desember 2011
Rabu, 07 Desember 2011
PENDEFINISIAN BANGUN SEGIEMPAT
1.
PERSEGI
|
D
|
C
|
A
|
B
|
v Definisi Analitik :
Persegi adalah persegi panjang yang ke empat sisinya sama panjang. Dan
setiap diagonalnya berpotongan membentuk
sudut siku-siku.
v Definisi genetik :
Sebuah persegi dapat terbentuk dari suatu bidang yang di batasi oleh
empat buah garis tertentu. Dan empat buah titik
yang sepasang bertemu pada ujung-ujungnya. Dan persegi juga dapat
terbentuk dari dua buah segitiga siku-siku yang sisi miringnya berimpit
v Sifat-sifat Persegi
Adapun sifat-sifat dari persegi yaitu:
“Asyono”
1. Dapat
menempati bingkainya dengan tepat menurut delapan cara;
2. Semua sisi
sama panjang;
3. Sudut-sudutnya
dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya;
4. Diagonal-diagonalnya
saling tegak lurus;
S
|
R
|
P
|
Q
|
222. PERSEGI PANJANG
|
S R
v Definisi analitik :
Persegi panjang adalah segiempat
yang keempat sudutnya siku – siku dan sisi – sisi yang berhadapan sama panjang
dan sejajar.
v Definisi Genetik :
Persegi panjang terbentuk dari
segitiga siku – siku yang diputar setengah putaran
v Sifat-sifat Persegi Panjang
1.
Dalam setiap persegi panjang, sisi yang berhadapan
sama panjang
2.
Sisi yang berhadapan sejajar
3.
Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya sama
besar dan merupakan sudut siku-siku dan besarnya 900
4.
Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling
berpotongan serta saling membagi dua sama panjang.
3.
BELAH KETUPAT
|
v Definisi
analitik :
Belah ketupat adalah segiempat dengan sisi yang berhadapan sejajar,
keempat sisinya sama panjang dan sudut – sudut yang berhadapan sama besar.
v Definisi
Genetik :
o Belah Ketupat dibentuk dari segitiga sama kaki dan
bayangaannya oleh pencerminan terhadap alas segitiga tersebut.
o
B
|
D
|
B
|
C
|
A
|
A
|
C
|
C
|
A
|
D
|
v Sifat-sifat Belah Ketupat
1. Semua
sisinya sama panjang
2. Diagonanya
merupakan sumbu simetri
3. Sudut-sudut
yang berhadapan sama besar dan di bagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya
4. Kedua
diagonalanya saling membagi dua sama panjang dan saling berpotongan tegak
lurus.
4. LAYANG – LAYANG
|
v Definisi Analitik :
Layang – layang memiliki dua pasang
sisi yang sama panjang serta salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri
v Definisi Genetik
o Layang –
layang terbentuk dari dua buah segitiga samakaki yang alasnya sama panjang dan
berhimpit pada sisi alasnya.
o Layang-layang
dibentuk dari gabungan dua segitiga sama kaki yang panjang alasnya sama dan
berimpit.
v Sifat-sifat Layang-layang
1.
Sepasang sisinya sama panjang
2.
Terdapat sepasang sudut berhadapan sama besar
3.
Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri
4.
Salah satu
diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal lain dan tegak lurus dengan
diagonal itu.
5.
JAJAR GENJANG
|
v Definisi Analitik :
Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar
dan sama panjang serta sudut-sudut yang berhadapan sejajar dan sama panjang
serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
v Definisi Genetik :
Jajar Genjang Merupakan segitiga ABC yang diputar setengah putaran pada titik
tengah BC, maka
dan bayangannya membentuk bangun jajargenjang
ABCD Tersebut
v Sifat-sifat Jajar Genjang
1. Sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar
2. Sudut-sudut
yang berhadapan sama besar
3. Jumlah
besar sudut-sudut yang bedekatan adalah 1800
4. Kedua
diagonalanya saling membagi dua sama panjang
6. TRAPESIUM
|
v Definisi Analitik :
o Trapesium
merupakan segi empat yang mempunyai sepasang sisi berhadapan sejajar.
o Trapesium
adalah segiempat dengan tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar.
v Definisi Genetik :
Trapesium adalah segiempat yang terjadi
apabila sebuah segiiga dipotong oleh sebuah garis yang sejajar salah satu
sisinya.
v Sifat-sifat Trapesium
Pada
setiap trapesium, jumlah sudut yang bedekatan diantara dua sisi sejajar adalah
1800.
DIAGRAM
VENN
LY
|
TP
|
JG
|
PP
|
BK
|
PS
|
S
|
Keterangan :
-
JG = Jajar Genjang
-
PP = Persegi
Panjang
-
PS = Persegi
-
BK = Belah Ketupat
-
LL = Layang-Layang
-
TP = Trapesium
DALIL PHYTAGORAS
DALIL PHYTAGORAS

Dalil
Pythagoras merupakan salah satu dalil yang paling sering digunakan secara luas.
Dalil ini pertama kali ditemukan oleh Pythagoras, yaitu seorang
ahli matematika bangsa yunani yang hidup dalam abad keenam Masehi ( kira-kira
pada tahun 525 sebelum Masehi ).
Dalil ini
sesungguhnya telah dikenal orang-orang Babilonia sekitar 1.000 tahun sebelum
masa kehidupan Pythagoras dan sampai saat ini masih digunakan antara lain untuk
pelayaran, astronomi, dan arsitektur.
PEMBUKTIAN
DALIL PYTHAGORAS
Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C,
berlaku Dalil Pythagoras , yaitu :

c2 = a2 +
b2
atau
Kuadrat sisi miring = jumlah
kuadrat sisi-sisi yang saling tegak lurus
v Pembuktian Dalil Pythagoras ada 3 cara, yaitu :
Cara Pertama
Perhatikan Gambar dibawah ini :

Pada gambar diatas, terdapat 4
segitiga siku-siku yang sebangun dan sama besar, persegi dengan panjang sisi c
dan persegi dengan panjang sisi a + b. Luas Segitiga siku-siku tersebut
masing-masing adalah
, luas persegi yang didalam
(warna pink) adalah c2 dan luas persegi yang besar (yang terluar)
adalah (a + b)2 = a2 + 2ab + b2.

Dari gambar bidang tersebut,
dapat kita peroleh persamaan yaitu :
Luas persegi yang terluar = luas persegi
yang didalam + 4 luas segitiga siku-siku.

a2 + 2ab + b2 = c2
+ 2 ab
a2 + 2ab + b2 – 2ab =
c2
a2 + b2 = c2
Terbukti bahwa c2 =
a2 + b2
Keterangan :
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Luas segitiga = 

( a + b )2 = a2 +
2ab + b2
Cara Kedua
Luas empat buah
segitga yang diarsir pada persegi ABCD = luas empat buah segitiga yang diarsir
pada persegi KLMN, maka luas daerah yang tidak diarsir pada persegi ABCD
= luas daerah yang tidak diarsir pada persegi KLMN.
Kesimpulan :
c2
= a2 + b2
Keterangan
:
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Luas
Segitiga = 

( a
+ b )2 = a2+
2ab + b2
Cara Ketiga
Perhatikan gambar di atas !
Luas persegi dengan panjang sisi a adalah 9 satuan luas ( 9 kotak ) atau a2
Luas persegi dengan panjang sisi b adalah 16 satuan luas ( 16 kotak ) atau b2
Luas persegi dengan panjang sisi c = luas persegi
dengan panjang sisi a + luas persegi dengan panjang sisi b
25 satuan luas
|
=
|
9 satuan luas
|
+
|
16 satuan luas
|
25 satuan luas
|
=
|
25 satuan luas
|
|
|
Kesimpulan :
c2 =
a2 + b2
Keterangan
:
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Perhitungan panjang salah satu
sisi segitiga siku-siku, Jika dua sisi yang lain diketahui
Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C,
berlaku :

1.
|
Jika sisi a dan b
diketahui , maka sisi c dapat dihitung
dengan rumus : c2 = a2 + b2 |
2.
|
Jika sisi b dan c
diketahui , maka sisi a dapat dihitung
dengan rumus : a2 = c2 – b2 |
3.
|
Jika sisi a dan c
diketahui , maka sisi b dapat dihitung
dengan rumus : b2 = c2 – a2 |
Tripel Pytagoras
Tigaan Pythagoras sering diistilahkan triple pythagoras. Tigaan
Pythagoras adalah Kelompok tiga bilangan dimana kuadrat bilangan terbesar
merupakan jumlah kuadrat bilangan lainnya.
contoh : 3, 4, 5 dan kelipatannya
seperti 6, 8, 10 : 9, 12, 15 dsb
Tiga
buah bilangan a, b dan c dimana a, b dan ? bilagan asli dan c merupakan
bilangan terbesar, dikatakan merupakan tripel Pythagoras jika ketiga bilangan
tersebut memenuhi hubungan :
c2
|
=
|
a2+b2
|
|
b2
|
=
|
c2-a2
|
|
a2
|
=
|
c2-b2
|
|
CONTOH :
Manakah diantara
tigaan berikut yang merupakan tripel Pythagoras ?
a. 6, 8, 10
b. 5, 12, 13
c. 11, 12, 13
PENYELESAIAN
a.
|
Angka terbesar 10, maka c = 10, a =
8 dan b = 6
102 = 82 +
62
100 = 64 + 36 100 = 100
Jadi 6, 8, 10 merupakan tripel Pythagoras
|
b.
|
Angka terbesar 13, maka c = 13, a =
12 dan b = 5
132 ¹ 122 + 52
169 ¹ 144 + 25 169 ¹ 169 Jadi 5, 12, 13 merupakan tripel Pythagoras |
c.
|
Angka terbesar 13, maka c = 13, a
= 12 dan b= 11
132 = 122 +
112
169 = 144 + 121 169 = 265 Jadi 5, 12, 13 bukan merupakan tripel Pythagoras |
BILANGAN FIBONACCI
Dalam matematika, bilangan
Fibonacci adalah barisan yang didefinisikan secara rekursif sebagai berikut:

Penjelasan:
barisan ini berawal dari 0 dan 1, kemudian angka berikutnya didapat dengan cara
menambahkan kedua bilangan yang berurutan sebelumnya. Dengan aturan ini, maka
barisan bilangan Fibonaccci yang pertama adalah:
0, 1, 1, 2, 3,
5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765,
10946...
Barisan
bilangan Fibonacci dapat dinyatakan sebagai berikut: Fn = (x1^n - x2^n)/ sqrt(5)
dengan
- Fn adalah bilangan Fibonacci ke-n
- x1 dan x2 adalah penyelesaian persamaan x^2-x-1=0
Perbandingan
antara Fn+1 dengan Fn hampir selalu sama untuk sebarang nilai n dan mulai nilai
n tertentu, perbandingan ini nilainya tetap. Perbandingan itu disebut Golden Ratio yang nilainya
mendekati 1,618.
Tentunya,
kita semua mengenal bilangan Fibonacci (atau disebut juga barisan Fibonacci).
Suku pertama barisan ini adalah 1, begitu pula dengan suku ke-2. Suku
berikutnya merupakan penjumlahan 2 suku sebelumnya.
Suku-suku positif barisan Fibonacci:
Suku-suku positif barisan Fibonacci:
1,
1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, ...
Di post ini, kita akan mengenal lebih jauh mengenai bilangan Fibonacci
ini. Dimulai dengan sejarah bilangan Fibonacci, bahkan sampai terciptanya rumus
Binet, yang digunakan untuk mencari suku ke-n dari Fibonacci, yaitu sebagai
berikut.

dimana


BUKTI RUMUS BINET
Barisan
Fibonacci merupakan barisan kombinasi linear
. Namun,
kita juga dapat mendekati barisan ini secara geometrik.
Asumsikan bahwa:
dimana a
merupakan konstanta awal yang bukan nol. Dengan demikian:

Asumsikan bahwa:



Dengan membagi kedua ruas dengan
, kita
dapatkan:



Bentuk di atas merupakan bentuk
persamaan kuadrat. Oleh karena itu, kita gunakan rumus
untuk
menyelesaikan persamaan tersebut.

Maka, kita dapatkan:
dan
.


Untuk
mempermudah penulisan, kita tahu bahwa hasil dari
merupakan
golden number, maka kita simbolkan dengan
. Hasil
dari
juga
ternyata adalah
.
Kita mendapatkan 2 buah r dalam barisan ini. Artinya, barisan fibonacci merupakan barisan geometri kombinasi menggunakan 2 buah rasio tersebut. Ingat kembali asumsi awal bahwa
. Karena, kita memiliki 2 buah
rasio r, maka kita definisikan kembali




Kita mendapatkan 2 buah r dalam barisan ini. Artinya, barisan fibonacci merupakan barisan geometri kombinasi menggunakan 2 buah rasio tersebut. Ingat kembali asumsi awal bahwa


dimana


Kombinasi linear
tersebut dapat dibuktikan kebenarannya, seperti yang ditunjukkan di kotak warna
biru di bawah.
Bukti bahwa
barisan Fibonacci dapat didefinisikan sebagai
.

Kita
buktikan secara induksi matematika. Anggap bahwa
adalah BENAR.
Kita tahu bahwa:
, maka:

Kita tahu bahwa:



Namun, kita tahu
dari persamaan karakteristik sebelumnya bahwa
dengan
membaginya dengan
, kita
dapatkan
.
Begitu pula dengan
, kita
dapatkan
.







Karena persamaan
sesuai
dengan definisi awal, maka
TERBUKTI secara induksi
matematik.











Dengan menyelesaikan persamaan (a) dan (b), maka kita dapatkan


Maka, kita sudah mendapatkan semua komponen formula Fibonacci.



Dengan demikian,
formula (rumus) Binet terbukti.
ANGKA FIBONACCI
1 = 1 * 1 1 = 1 * 1
1 = 1 * 1 + 0 1 = 1 * 1 + 0
2 = 1 * 1 + 1 2 = 1 * 1 + 1
3 = 1 * 2 + 1 3 = 1 * 2 + 1
5 = 1 * 3 + 2 5 = 1 * 3 + 2
8 = 1 * 5 + 3 8 = 1 * 5 + 3
13 = 1 * 8 + 5 13 = 1 * 8 + 5
................................ ...............
fn-1 = 1*fn-2 + fn-3 fn-1 = 1 * fn-2 + fn-3
fn = 1*fn-1 + fn-2 fn = 1 * fn-1 + fn-2
fn+1 = 1*fn + fn-1 fn +1 = 1 * fn + fn-1
Langganan:
Postingan (Atom)