Ekosistem
padang rumput adalah contoh ekosistem terestrial
Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik
antara organisme dan lingkungan
fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Dalam
ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi
lingkungan fisik untuk keperluan hidup.] Pengertian ini
didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol
yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat
terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran,
kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat
ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang
disebut dengan hukum toleransi.[3] Misalnya:
Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang
sempit terhadap makanannya, yaitu bambu.[1] Dengan
demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya.[1] Berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, manusia dapat
memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir,
mengembangkan teknologi dan
memanipulasi alam.[2]
Secara umum ada
tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.[5]
Ekosistem
sungai
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.[5] Macam tumbuhan
yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji.[5] Hampir semua
filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi.[5]
Habitat laut
(oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.[5] Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.[5]
Estuari (muara)
merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.[5] Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi[1]. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.[5] Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.[5]
Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.[5] Tumbuhan yang
hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.[5]
Sungai adalah suatu
badan air yang mengalir ke satu arah.[5] Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air[5]. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.[5] Ekosistem
sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.[5]
Ekosistem ini
terdiri dari coral yang berada dekat pantai.[1] Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi.[1] Hewan-hewan
yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.[4] Berbagai
invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.[4] Herbivora seperti siput,
landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.[4] Kehadiran
terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.[1]
Kedalamannya
lebih dari 6.000 m.[4] Biasanya
terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.[4] Sebagai
produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.[4]
Lamun atau seagrass
adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut[6]. Tumbuh‑tumbuhan
ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.[6] Seperti halnya
rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang
tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak.[6] Berbeda dengan
tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah
dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk
mengangkut gas dan zat‑zat hara.[6] Sebagai sumber
daya hayati, lamun banyak
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.[6]
Ekosistem hutan
hujan tropis memiliki produktivitas tinggi.
Ekosistem taiga
merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.
Ekosistem
tundra didominasi oleh vegetasi perdu.
Penentuan zona
dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.[2] Ekosistem
terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.[2] Iklim sangat
penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu
tempat tertentu.[2] Pola ekosistem
dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran,
atau aktivitas manusia.[2]
Hutan hujan
tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik.[5] Ciri-cirinya
adalah curah hujan 200-225 cm per tahun.[5] Spesies
pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung letak geografisnya.[5] Tinggi pohon
utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi).[5] Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme.[5] Daerah tudung
cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu
sepanjang hari sekitar 25 °C.[5] Dalam hutan
hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit.[5] Hewannya
antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.[5]
Sabana dari
daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah
hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung
musim.[6] Sabana yang
terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana
yang luas.[6] Hewan yang
hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.[1]
Padang rumput
terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.[4] Ciri-ciri
padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun
tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air)
cepat.[4] Tumbuhan yang
ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung
pada kelembapan.[4] Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.[4]
Gurun terdapat
di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.[6] Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).[6] Perbedaan suhu
antara siang dan malam sangat besar.[6] Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil[6]. Selain itu,
di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk
menyimpan air.[6] Hewan yang
hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.[6]
Hutan gugur
terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya
adalah curah hujan merata sepanjang tahun.[4] Jenis pohon
sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.[4] Hewan yang
terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).[4]
Taiga terdapat
di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.[5] Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya.[5] Semak dan tumbuhan
basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag,
dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.[5]
Tundra terdapat
di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung
tinggi.[5] Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari.[5] Contoh
tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.[5] Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.[5]
- Karst (batu gamping /gua).
Karst berawal
dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.[6] Kawasan karst
di Indonesia rata-rata
mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh
pori-pori mikro.[6] Ekosistem
karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak
dijumpai di ekosistem lain.[6]
Sawah merupakan
salah satu contoh ekosistem buatan
Ekosistem
buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.[5] Ekosistem
buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.[1] Contoh
ekosistem buatan adalah[5]:
- bendungan
- hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
- agroekosistem berupa sawah tadah hujan
- sawah irigasi
- perkebunan sawit
- ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
- ekosistem ruang angkasa.[1]
Ekosistem kota
memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak.[2] Kebutuhan
materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang
eksesif seperti polusi dan panas.[2]
Ekosistem ruang
angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar.[1] Semua
ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.
1 Pengertian Ekosistem Hutan
Ekosistem adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi disuatu tempat yang mengadakan interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungan abiotik dan hubungannya adalah timbal balik.
Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang yang hidup dalam lapisan dan di permukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan dinamis.
Ekosistem Hutan adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi baik itu binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup dalan lapisan dan dipermukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan yang dinamis yang mengadakan interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya dan antara yang satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Ekosistem adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi disuatu tempat yang mengadakan interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungan abiotik dan hubungannya adalah timbal balik.
Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang yang hidup dalam lapisan dan di permukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan dinamis.
Ekosistem Hutan adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi baik itu binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup dalan lapisan dan dipermukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan yang dinamis yang mengadakan interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya dan antara yang satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Gambar 2.1 Gambar ekosistem hutan
2.2 Komponen yang ada dalam
ekeositem hutan
Ekosistem tersusun atas komponen hidup ( biotik ) dan komponen tidak hidup ( abiotik )
2.3.1 Komponen Biotik
Komponen ini meliputi semua janis mahkuk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Berdasarkan peranannya dapat dibedakan menjadi 3 golongan sebagai berikut :
3
Ekosistem tersusun atas komponen hidup ( biotik ) dan komponen tidak hidup ( abiotik )
2.3.1 Komponen Biotik
Komponen ini meliputi semua janis mahkuk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Berdasarkan peranannya dapat dibedakan menjadi 3 golongan sebagai berikut :
3
1. Produsen
Produsen juga dikenal sebagai organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu membuat makanan sendiri dengan mensintesis bahan anorganik maupun bahan organik sederhana dengan bantuan eneri matahari melalui proses fotosintesis. Contohnya : Tumbuhan hijau
2. Konsumen
Konsumen juga dikenal sebagai organisme heterotof, yaitu organisme yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Organisme ini memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan makanan tersebut disediakan oleh organisme lain. Berdasarkan makanannya konsumen dibedakan seperti berikut.
a. Hebivora ( pemakan tumbuhan ); misalnya kambing, sapi dan kerbau
b. Karnivora ( pemakan daging); misalnya srigala, harimau dan singa
c. Omnivora ( pemakan tumbuhan dan daging);misalnya ayam, tikus, kera, dan manusia.
3. Pengurai (dekomposer)
Organisme ini merombak dan menguraikan bahan organik dari organisme mati (bahan organik kompleks). Kemudian organisme ini menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Contoh organisme yang termasuk pengurai adalah jamur dan bakteri.
2.3.2 Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi komponen tidak hidup sebagai berikut
1. Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme.
2. Air, sangat berperan penting dan berpengaruh terhadap ekositem.
3. Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem.
4. Kelembapan, berpengaruh terhadap kecepatan penguapan air dari pemukaan tubuh organisme
5. Angin, berperan dalam penyebarab biji dan spora serta berpengaruh terhadap kelembapan
6. Ph ( derajat keasaman tanah atau air ), berpengaruh terhadap distribusi tumbuhan dalam tanah dan dalam air tawar.
7. Cahaya matahari, dapat mempengaruhi ekosistem.
5
8. Ketinggian, dapat5 menentuka jenis organisme yang hidup ditempat tersebut.
9. Garis lintang, secara tidak langsung menyebabkan pebedaan distribusi organisme di permukaan bumi.
Produsen juga dikenal sebagai organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu membuat makanan sendiri dengan mensintesis bahan anorganik maupun bahan organik sederhana dengan bantuan eneri matahari melalui proses fotosintesis. Contohnya : Tumbuhan hijau
2. Konsumen
Konsumen juga dikenal sebagai organisme heterotof, yaitu organisme yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Organisme ini memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan makanan tersebut disediakan oleh organisme lain. Berdasarkan makanannya konsumen dibedakan seperti berikut.
a. Hebivora ( pemakan tumbuhan ); misalnya kambing, sapi dan kerbau
b. Karnivora ( pemakan daging); misalnya srigala, harimau dan singa
c. Omnivora ( pemakan tumbuhan dan daging);misalnya ayam, tikus, kera, dan manusia.
3. Pengurai (dekomposer)
Organisme ini merombak dan menguraikan bahan organik dari organisme mati (bahan organik kompleks). Kemudian organisme ini menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Contoh organisme yang termasuk pengurai adalah jamur dan bakteri.
2.3.2 Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi komponen tidak hidup sebagai berikut
1. Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme.
2. Air, sangat berperan penting dan berpengaruh terhadap ekositem.
3. Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem.
4. Kelembapan, berpengaruh terhadap kecepatan penguapan air dari pemukaan tubuh organisme
5. Angin, berperan dalam penyebarab biji dan spora serta berpengaruh terhadap kelembapan
6. Ph ( derajat keasaman tanah atau air ), berpengaruh terhadap distribusi tumbuhan dalam tanah dan dalam air tawar.
7. Cahaya matahari, dapat mempengaruhi ekosistem.
5
8. Ketinggian, dapat5 menentuka jenis organisme yang hidup ditempat tersebut.
9. Garis lintang, secara tidak langsung menyebabkan pebedaan distribusi organisme di permukaan bumi.
2.3 Satuan Mahluk Hidup Dalam
Ekosistem Hutan
Mahluk hidup memerlukan lingkungan sebagai tempat hidupnya. Lingkungan merupakan suatu kondisi eksternal yang mrmpengaruhi yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme suatu wilayah. Untuk dapat survive organisme atau mahluk hidup harus dapat beradap tasi terhadap lingkungan sekitar. Organisme tersebut ada yang hidup berkelompok atau hidup sendiri (soliter) dalam suatu lingkungan. Keadaan ini menandakan bahwa di dalam ekosistem terdapat satuan-satuan mahluk hidup. Ada beberapa satuan-satuan mahluk hidup antara lain :
a.Individu
Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.
Mahluk hidup memerlukan lingkungan sebagai tempat hidupnya. Lingkungan merupakan suatu kondisi eksternal yang mrmpengaruhi yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme suatu wilayah. Untuk dapat survive organisme atau mahluk hidup harus dapat beradap tasi terhadap lingkungan sekitar. Organisme tersebut ada yang hidup berkelompok atau hidup sendiri (soliter) dalam suatu lingkungan. Keadaan ini menandakan bahwa di dalam ekosistem terdapat satuan-satuan mahluk hidup. Ada beberapa satuan-satuan mahluk hidup antara lain :
a.Individu
Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.
b.Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama. Contoh populasi adalah sekelompok semut di atas meja.
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama. Contoh populasi adalah sekelompok semut di atas meja.
c.Komunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa macam populasi yang menempati daerah yang sama pada waktu yang sama, contohnya komunitas hutan jati, padang rumput dan hutan pinus.
Komunitas adalah kumpulan beberapa macam populasi yang menempati daerah yang sama pada waktu yang sama, contohnya komunitas hutan jati, padang rumput dan hutan pinus.
d.Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di dalamnya.
e.Bioma
Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas cakupannya. Contoh
Gambar 2.2 Bioma
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di dalamnya.
e.Bioma
Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas cakupannya. Contoh
Gambar 2.2 Bioma
f.Biosfer
Biosfer adalah berbagai bioma di
permukaan bumi yang saling berhubungan dan membentuk sistem yang lebih besar
lagi.
Berdasarkan proses terbentuknya,
ekosistem dibedakan menjadi ekosistem buatan dan ekosistem alami. Ekosistem
alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alamiah, tanpa campur tangan
manusia. Contohnya rawa, sungai dan laut. Jika suatu ekosistem sengaja dibuat
manusia maka disebut ekosistem buatan. Contohnya ekosistem sawah, kebun, kolam,
waduk dan akuarium.
2.4 Jenis- jenis Ekosistem Hutan
Secara garis besar yang termasuk di dalam ekosistem hutan dibagi menjadi 3 yaitu ekosistem hutan jarum, ekositem hutan gugur daun dan ekosistem hutan hujan tropis.
Secara garis besar yang termasuk di dalam ekosistem hutan dibagi menjadi 3 yaitu ekosistem hutan jarum, ekositem hutan gugur daun dan ekosistem hutan hujan tropis.
2.2.1 Ekosistem Pohon Jarum
Gambar 2.3 Ekosistem Pohon Jarum
Hutan ini disebut hutan pohon jarum
karena biji-bijinya diproduksi di dalam cone atau kerucut. Kita bisa menemukan
hutan cemara, cedar, larch dan pinus yang luas diwilayah yang bersuhu dingin
dan keras dengan musim panas yang singkat dan curah hujan yang rendah.
Contoh : Dibagian utara amerika, eropa, asia dan wilayah-wilayah pegunungan.
Kebanyakan hutan pohon jarum berdaun jarum ( permukaannya yang lebih kecil berarti sedikit air yang hilang karena evaporasi ) dan sebagian besar berupa pohon yang selalu berdaun hijau ( tidak pernah menggugurkan daunnya ) sehingga bisa menghasilkan makanan sepanjang tahun. Pohon-pohon ini tidak menyediakan banyak makanan untuk kehidupan binatang karena jarumnya keras dan dahan-dahannya jarang. Hanya ada sedikit tumbuhan yang tumbuh dipermukaan tanah karena tanahnya tidak subur dan kekurangan sinar matahari ( terhalang oleh pepohonan ).
Contoh : Dibagian utara amerika, eropa, asia dan wilayah-wilayah pegunungan.
Kebanyakan hutan pohon jarum berdaun jarum ( permukaannya yang lebih kecil berarti sedikit air yang hilang karena evaporasi ) dan sebagian besar berupa pohon yang selalu berdaun hijau ( tidak pernah menggugurkan daunnya ) sehingga bisa menghasilkan makanan sepanjang tahun. Pohon-pohon ini tidak menyediakan banyak makanan untuk kehidupan binatang karena jarumnya keras dan dahan-dahannya jarang. Hanya ada sedikit tumbuhan yang tumbuh dipermukaan tanah karena tanahnya tidak subur dan kekurangan sinar matahari ( terhalang oleh pepohonan ).
Inilah yang membatasi kehidupan
binatang dihutan ini. Suhu udara terlalu dingin bagi bakteri dan cacing tanah,
sehingga dekomposisi sisa-sisa tumbuhan menjadi lamban, tanahnya berada
disisa-sisa tumbuhan yang tidak terdekomposisi sehingga mengandung sedikit
humus, ini menyebabkan daur nitrogen dan mineral yang dikandungnya juga menjadi
kurang efektif. Sebagian binatang telah berinteraksi untuk hidup didalam hutan
sepanjang tahun, misalnya rusa besar yang berkelana jauh mencari makanan
sedangkan beruang dan tupai tidur ( berhibernasi ) dimusim dingin dan hidup
dari lemak yang dikumpulkan dari makanan musim panas. Musim panas yang hangat
dan singkat memperlihatkan aktivitas. Serangga berkembang biak dengan cepat dan
menjadi persediaan makanan bagi burung-burung yang bersama-sama bermigrasi
keutara untuk membuat sarang. Pohon cemara berkembang cepat untuk memanfaatkan
sinar matahari.
2.2.2 Hutan Gugur Daun
Gambar 2.4 Hutan gugur daun
Kata gugur daun menggambarkan
pohon-pohon yang menggugurkan daunnya setahun sekali. Pohon-pohon ini merupakan
tumbuhan berbunga yang biasanya berbunga setahun sekali pada musim semi. Hutan
gugur daun bisa ditemukan diwilayah-wilayah dengan suhu sedang dengan curah
hujan yang tinggi sepanjang tahun. Kebanyakan wilayah eropa, asia bagian timur
dan amerika bagian timur pernah mempunyai hutan pohon gugur daun seperti :
ekosistem beech ( pohon berkulit halus berwarna abu-abu), mapel dan pohon ash.
Hutan gugur daun mempunyai daun yang lebar dan besar untuk menyerap banyak
sinar matahari untuk berfotositesis. Daun-daunnya berguguran sebelum musim
dingin, sebelum angin kencang dan hawa dingin merusaknya. Setiap pohon
menyediakan ruamah dan makanan bagi komunitas satwa liar besar. Tanah subur
dengan banyak sinar matahari memungkinkan beragam jenis tumbuhan untuk tumbuh.
Tumbuh-tumbuhan ini menyediakan
makanan untuk kehidupan binatang. Daun-daun yang berguguran setiap tahu dan
sekumpulan pengurai membuat tanah kaya akan humus, nitrat dan mineral. Kegiatan
binatang dimusim dingin lebih banyak dibandingkan di hutan pohon jarum tetapi
kehidupan masih jauh lebih banyak pada musim semi dan musim panas yang hangat
dan cerah. Dikedua musim ini terdapat banyak kehidupan tumbuhan, serangga,
burung dan mamalia.
2.2.3 Hutan Hujan Tropis
Gambar 2.5 Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis yang besar
membentang mengelilingi ekuator dan menutupi sebagian besar wilayah amerika
tengah , amerika selatan , afrika tengah , asia tenggara, dan australia utara.
Hutan ini merupakan ekosistem dunia yang paling kompleks yang mengandung sumber
kekayaan.hutan hujan ini berkembang di wilayah-wilayah yang selalu bercurah
hujan dan bersuhu tinggi. Selama ratusan tahun hutan ini telah mengembangkan
habitat satwa liar terkaya di dunia wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh
hutan ini hanyalah kurang dari 10%, tetapi spesies binatang dan tumbuhan yang
ada di dalamnya mencapai hingga 50% sampai 70%. Hutan hujan terbesar di dunia
adalah hutan amazon di Brasil.
Semua hutan hujan mempunyai susunan yang sama yaitu lima lapisan utama, setiap lapisan mempunyai kehidupan tumbuhan dan binatang sendiri.
1. Lapisan atas kanopi
Lapisan ini terdiri atas beberapa pohon tertinggi yang ketinggiannya mencapai 9,144 m sampai 15,24 m diatas rata-rata tinggi pepohonan di bawahnya.
Semua hutan hujan mempunyai susunan yang sama yaitu lima lapisan utama, setiap lapisan mempunyai kehidupan tumbuhan dan binatang sendiri.
1. Lapisan atas kanopi
Lapisan ini terdiri atas beberapa pohon tertinggi yang ketinggiannya mencapai 9,144 m sampai 15,24 m diatas rata-rata tinggi pepohonan di bawahnya.
Dari tempat ini, terdapat eleng
jambul dan burung pemangsa lainnya mengawasi binatang-binatang yang akan
dimangsa.
2. Lapisan kanopi
Ketinggian pohon mencapai 30,48 m sampai 39,69 m dari tanah dan beberapa di atasnya mempunyai ketebalan 9,144 m. Lapisan ini merupakan atap yang selalu hijau yang terbentuk oleh gabungan dedaunan dan cabang-cabang puncak pohon. Sebagian besar tumbuhan dan binatang hutan terdapat di lapisan ini untuk mendapatkan matahari yang berlimpah.
3. Lapisan bawah kanopi
Terdiri atas puncak-puncak pohon lebih kecil yang hanya mendapatkan sedikit sinar matahari seperti : Palma dan pohon-pohon muda yang berjuang tumbuh. Lapisan ini lebih tipis dibandingkan dengan lapisan kanopi dan mempunyai komunitas kehidupan tumbuhan dan binatang sendiri.
4. Lapisan semak
Terdiri dari belukar dan pohon-pohon kecil. Lapisan ini bergantung pada sinar matahari yang menembus lapisan atas jika tidak ada sinar matahari yang mencapai lapisan ini, maka lapisan ini akan tipis atau jarang.
5. Lapisan bawah
Pakis dan rerumputan membentuk lapisan di permukaan tanah. Binatang yang tinggal di lapisan ini adalah tapir dan beragam serangga.
2. Lapisan kanopi
Ketinggian pohon mencapai 30,48 m sampai 39,69 m dari tanah dan beberapa di atasnya mempunyai ketebalan 9,144 m. Lapisan ini merupakan atap yang selalu hijau yang terbentuk oleh gabungan dedaunan dan cabang-cabang puncak pohon. Sebagian besar tumbuhan dan binatang hutan terdapat di lapisan ini untuk mendapatkan matahari yang berlimpah.
3. Lapisan bawah kanopi
Terdiri atas puncak-puncak pohon lebih kecil yang hanya mendapatkan sedikit sinar matahari seperti : Palma dan pohon-pohon muda yang berjuang tumbuh. Lapisan ini lebih tipis dibandingkan dengan lapisan kanopi dan mempunyai komunitas kehidupan tumbuhan dan binatang sendiri.
4. Lapisan semak
Terdiri dari belukar dan pohon-pohon kecil. Lapisan ini bergantung pada sinar matahari yang menembus lapisan atas jika tidak ada sinar matahari yang mencapai lapisan ini, maka lapisan ini akan tipis atau jarang.
5. Lapisan bawah
Pakis dan rerumputan membentuk lapisan di permukaan tanah. Binatang yang tinggal di lapisan ini adalah tapir dan beragam serangga.
2.5 Ketergantungan Dalam Ekosistem
Hutan
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia.
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia.
2.5.1 Rantai makanan
adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
1. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
2. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
3. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3
Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan.
Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota iingkat trofik keempat.
adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
1. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
2. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
3. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3
Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan.
Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota iingkat trofik keempat.
2.5.2 Aliran Energi
Gambar 2.7 Aliran energi
Energi dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organisme dari makan yang
dikonsumsinya dan digunakan untuk aktifitas hidupnya. Cahaya matahari merupakan
sumber energi utama bagi kehidupan. Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya
matahari untuk berfotosintesis. Organismr yang menggunakan energi cahaya
matahari untuk mengubah zat anoganik disebut kemoautotrof organisme yang
menggunakan energi yang didapat dari reaksi kimia untuk membuat makanan disebut
kemoautotrof energi yang tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh
konsumen untuk aktivitas hidupnya. Pembesaran energi yang tersimpan dalam makanan
dilakukan denga oksidasi ( respirasi). Golonga organisme autotrof merupakan
makanan penting bagi organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat
membuat makanan sendiri, misalnya manusia, hewan dan bakteri tertentu. Makanan
organisme heterotrof berupa bahan organik yang sudah jadi.
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu kebentuk energi yang lai dimulai dari sinar matahari lalu keprodusen, konsumen primer, konsumrn tinggkat tinggi sampai saproba didalam tanah.
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu kebentuk energi yang lai dimulai dari sinar matahari lalu keprodusen, konsumen primer, konsumrn tinggkat tinggi sampai saproba didalam tanah.
Agar lebih jelas memahami aliran
energi, perhatikan gambar berikut :
matahari
Mati Mati Mati Mati
Gambar 2.8 Siklus energi
Keterangan :
Produsen = prudusen primer
Herbivora = konsumen primer
Karnivora = konsumen sekunder
= siklus energi
= siklus materi
Produsen = prudusen primer
Herbivora = konsumen primer
Karnivora = konsumen sekunder
= siklus energi
= siklus materi
2.6 Pelestarian Ekosistem Hutan
Gambar 2.9 Pelestarian Ekosistem
Hutan
Peranan keanekaragaman mahluk hidup
dalam ekosistem adalah sebagai penyeimbang dalam ekosistem. Tindakan-tindakan
yang dapat merusak keanekaragaman mahluk hidup: perusakan hutan misalnya Penebangan
hutan secara liar dapat merusak struktur tanah, merusak tumbuhan kecil akibat
tertimpa oleh pohon besar yang ditebang dan satwa liar kehilangan tempat
hidupnya. Penggunaan pestisisa misalnya penggunaan pestisida secara berlebihan
tidak hanya membunuh hama saja tetapi juga membunuh organisme lainnya.
Perburuan liar misalnya seperti peburuan harimau dan ular untuk diambil
kulitnya, gajah untu diambil gadingnya dan badak untuk diambil culanya akan
membuat hewan-hewan tersebut terancam punah.
Memelihara pelestarian hutan, dengan
cara :
1. Reboisasi yaitu menanami kembali hutan-hutan yang telah gundul. Contohnya reboisasi di gunung kidul, reboisasi dilampung, reboisasi di lebak, dll
2. Melakukan tebang pilih yaitu menebang pohon dengan kriteria-kriteria tertentu. Contohnya: menebang pohon jati yang diameternya sudah 75 cm.
3. Menghindari kebakaran hutan contoh untuk menghindari kebakaran hutan dapat dilakukan dengan memberi pengarahan pada masyarakat agar tidak membakar lahan disekitar hutan. Memberi pelatihan pada masyarakat cara-cara pemadaman kebakaran hutan jika ada kebakaran hutan.
4. Menetapkan Daerah Perlindungan Alam
Contoh daerah perlindungan Alam di Indonesia :
1. Reboisasi yaitu menanami kembali hutan-hutan yang telah gundul. Contohnya reboisasi di gunung kidul, reboisasi dilampung, reboisasi di lebak, dll
2. Melakukan tebang pilih yaitu menebang pohon dengan kriteria-kriteria tertentu. Contohnya: menebang pohon jati yang diameternya sudah 75 cm.
3. Menghindari kebakaran hutan contoh untuk menghindari kebakaran hutan dapat dilakukan dengan memberi pengarahan pada masyarakat agar tidak membakar lahan disekitar hutan. Memberi pelatihan pada masyarakat cara-cara pemadaman kebakaran hutan jika ada kebakaran hutan.
4. Menetapkan Daerah Perlindungan Alam
Contoh daerah perlindungan Alam di Indonesia :
1. Taman hutan raya dan hutan wisata
2. Cagar Alam
3. Taman nasional
4. Merehabilitasi Satwa Langka
2. Cagar Alam
3. Taman nasional
4. Merehabilitasi Satwa Langka
Contoh :
Merehabilitasi orang utan yang dipelihara oleh perorangan dan disita oleh negara kemudian dikembalaikan lagi kehabitatnya. Sebelum dikembalikan direhabilitasi dulu agar orang utan dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan hutan sebagai habitat aslinya. Pusat rehabilitasi orang utan yaitu di Samboja, Tanjung Pinang dan Bukit Lawang .
Merehabilitasi orang utan yang dipelihara oleh perorangan dan disita oleh negara kemudian dikembalaikan lagi kehabitatnya. Sebelum dikembalikan direhabilitasi dulu agar orang utan dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan hutan sebagai habitat aslinya. Pusat rehabilitasi orang utan yaitu di Samboja, Tanjung Pinang dan Bukit Lawang .
Penangkaran satwa dan tumbuhan
langka. Satwa langka dapat ditangkarkan dikebun binatang atau tempat
penangkaran yang ditunjuk. Jika populasi sudah banyak, sebagian dilepaskan lagi
dihabiatat aslinya. Tumbuhan langka dapat ditangkarkan dikebun raya atau tempat
konsevasi alam lainya. Pembiakan diluar habitat aslinya disebut ex situ.
Sedangkan didalam aslinya disebut in situ.
.