WELCOME TO DHARUS BLOG

Senin, 01 April 2013

MUHAMMADIYAH


KATA PENGANTAR
      Alhamdulillah,sepatutnya penulis panjatkan kepada Allah swt karena atas rahmat dan karunianyalah sehingga penulis dapat menyusun makalah ini, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
   Makalah ini berjudul “Kedudukan Amal Usaha untuk Eksistensi Muhammadiyah. Makalah ini berisi tentang Amal Usaha Muhammadiyah yang  berorientasi pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan Muhammadiyah dimana terdapat 2 bentuk, pertama, bentuk amal usaha yang sementara yang menangani masalah khusus atau segala usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah, contohnya: Penolong Haji (pada waktu Muhammadiyah generasi awal), Penanganan Bencana, dll. Kedua, bentuk amal usaha yang permanen dan menangani tujuan jangka panjang, seperti: lambaga pendidikan (TK, Sekolah, Perguruan Tingi), kesehatan (Rumah Sakit PKU), sosial (Panti Asuhan), ekonomi (Bank), keagamaan (Masjid dan Pesantren dll.)
     Makalah ini dimaksudkan agar penulis,teman-teman dan khususnya warga Muhammadiyah serta para pembaca mendapat bahan kajian dan menambah wawasan mengenai amal usahany a Muhammadiyah.Dengan demikian sudah seharusnya bagi para warga muhammadiyah dan terkhusus bagi kader Muhammadiyah untuk memgetehui tentang Muhammadiyah beserta amal usaha-usahanya.
     Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman yang senantiasa memberi motivasi, dukungan baik scara moril maupun materil sehigga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun senantiasa diharapkan untuk penyusunan makalah berikutnya. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,terkhusus bagi penulis sendiri.
Wassalam
Makassar   februari 2010
penulis
                        DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................1
Daftar Isi......................................................................................................................2
BAB 1 Pendahuluan
A.Latar Belakang.........................................................................................................3
B.Rumusan Masalah...................................................................................................4
C.Tujuan......................................................................................................................4
D.Manfaat ...................................................................................................................4
BAB 2  Muhammadiyah
A.Amal Uaha Muhammadiyah………………………………………………………..……5
B.Memurnikan Amal Usaha Muhammadiyah……………………………………………11
CMacam-macam Amal Usaha Muhammadiyah………………………………..………13
D.Perkembangan Muhammadiyah…………………………………………….…………13
E.Dasar perjuangan dan Amal Usaha Muhammadiyah………………………….……14
F.Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah………………….……………………..…….15
BAB 3 Penutup
A.Kesimpulan………………………………………………….………………….………..16
B.Saran…………………………………………………………………………………..…16
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….17









BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
           Muhammadiyah adalah gerakan islam dan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar,berkaidah islam dan bersumber pada Al qur’an dan As sunnah,bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama,adil makmur dan diridhoi disisi Allah Swt,untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba Allah dan khalifah dimuka bumi.
Amal usaha Muhammadiyah berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasulnya,bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah”.
Amal Usaha Muhammadiyah berorientasi pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan Muhammadiyah dimana terdapat 2 bentuk, pertama, bentuk amal usaha yang sementara yang menangani masalah khusus atau segala usaha yang dilakukan oleh awal), Penanganan Bencana, dll. Kedua, bentuk amal usaha yang permanen dan menangani tujuan jangka panjang, seperti: lambaga pendidikan (TK, Sekolah, Perguruan Tinggi), kesehatan (Rumah Sakit PKU), sosial (Panti Asuhan), ekonomi (Bank), keagamaan (Masjid dan Pesantren).Khususnya dibidang pendidikan muhammadiyah telah memiliki ribuan lembaga pendidikan.
Berdasarkan data terbaru (Profil Muhammadiyah) amal usaha Muhammadiyah  dibidang pendidikan berjumlah 5.797 buah, merupakan angka yang cukup fantastis untuk sebuah lembaga pendidikan yang dinaungi dalam satu payung organisasi dengan rincian ; 1132 Sekolah Dasar ; 1769 Madrasah Ibtidaiyah ; 1184 Sekolah Menengah Pertama; 534 Madrasah Tsanawiyah ; 511 Sekolah Menengah Atas ; 263 Sekolah Menengah Kejuruan ; 172 Madrasah Aliyah ; 67 Pondok Pesantren ; 55 Akademi ; 4 Politeknik ; 70 Sekolah Tinggi dan 36 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia.Ciri khas sekolah muhammadiyah adalah terletak pada pendidikan Al islam kemuhammadiyahannya itu.Fungsi dari sekolah muhammadiyah adalah sebagai wadah untuk mengamalkan ajaran islam yang murni sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasul Saw, disamping mempercerah harapan masa datang dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Muhammadiyah didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan didasari oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Secara kuantitatif sekolah muhammadiyah sudah patut kita syujuri, tetapi secara kualitatif masih perlu ditingkatkan dan perlu penanganan serius.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka  dapat dirumuskan dari suatu masalah yaitu:
a)    Apa yang dimaksud  dengan Muhammadiyah?
b)    Dalam bidang apa sajakah muhammadiyah berperan dalam dakwah?
c)    Apa ciri khusus dan fungsi dari sekolah Muhammadiyah?
C.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada  penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu Muhammadiyah,ada berapa saja Amal Usaha Muhammadiyah,apa ciri khas dan fungsi yang dimiliki oleh sekolah Muhammadiyah.
D.Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan referensi dan penambah ilmu pengetahuan kita tentang Muhammadiyah dan berbagai amal usaha yang dimilki oleh Muhammadiyah.Dan semoga ilmu dan pengetahuan yang kita miliki bisa bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita kelak.Amin










BAB II
MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”. Maksud gerakannya adalah dakwah islam dan amal ,mar’uf nahi mungkar yang ditujukan pada dua bidang yaitu: Yang ditujukan pada bidang perseorangan dan masyarakat.
 Dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar pada bidang pertama terbagi menjadi 2 golongan:
a)    Kepada yang telah islam bersifat pembaharuan(tajdid),yaitu mengembalikan kepada ajaran islam yang asli dan murni.
b)    Kepada yang belum islam bersifat seruan atau ajakan untuk memeluk agama islam.
 Adapun dakwah islam dan amal ma’ruf nahi mungkar bidang kedua ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan musyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan  ALLAH semata-mata. Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya ialah “Terwujudnya masyarakat utama,yang adil, dan makmur.
A.AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
Amal Usaha Muhammadiyah berorientasi pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan Muhammadiyah dimana terdapat 2 bentuk, pertama, bentuk amal usaha yang sementara yang menangani masalah khusus atau segala usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah, contohnya: Penolong Haji (pada waktu Muhammadiyah generasi awal), Penanganan Bencana, dll. Kedua, bentuk amal usaha yang permanen dan menangani tujuan jangka panjang, seperti: lambaga pendidikan (TK, Sekolah, Perguruan Tingi), kesehatan (Rumah Sakit PKU), sosial (Panti Asuhan), ekonomi (Bank), keagamaan (Masjid dan Pesantren).
Berdasarkan data terbaru (Profil Muhammadiyah) amal usaha Muhammadiyah  dibidang pendidikan berjumlah 5.797 buah, merupakan angka yang cukup fantastis untuk sebuah lembaga pendidikan yang dinaungi dalam satu payung organisasi dengan rincian ; 1132 Sekolah Dasar ; 1769 Madrasah Ibtidaiyah ; 1184 Sekolah Menengah Pertama; 534 Madrasah Tsanawiyah ; 511 Sekolah Menengah Atas ; 263 Sekolah Menengah Kejuruan ; 172 Madrasah Aliyah ; 67 Pondok Pesantren ; 55 Akademi ; 4 Politeknik ; 70 Sekolah Tinggi dan 36 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Total jumlah lembaga pendidikan Muhammadiyah sebanyak itu merupakan bilangan yang cukup fantastis bagi sebuah organisasi sosial keagamaan dimanapun. Apalagi keberadaan lembaga pendidikan tersebut merupakan pengejawantahan dari model pemahaman keagamaan (keIslaman) di Muhammadiyah. Inilah yang kemudian menjadi sebuah pertanyaan, pemahaman atau idiologi apa yang diterapkan oleh Muhammadiyah dalam mengurusi lembaga pendidikan yang sebesar itu. Mungkin langsung timbul sebuah jawaban dari pertanyaan tersebut “tentu saja idiologi Islam yang di gunakan” karena Muhammadiyah berasaskan Islam (AD/ART Muhammadiyah).
Namun muncul kemudian pertanyaan “mengapa Muhammadiyah dengan idiologi Islam dalam mengurusi lembaga pendidikanya dan organisasinya yang mendekati umur seabad mengalami stagnasi dalam kegiatan tajdid dan tanzihnya. Padahal dengan semangat tajdid dan tanzih lah Muhammadiyah tersebut dilahirkan. Maka pada akhirnya bermunculanlah kritikan bahwa Muhammadiyah telah mengingkari (disorientasi) cita-citanya sebagai gerakan tajdid dan tanzih dengan semangat pembaharuan menjadi “kemapanan”  (established) yang pada akhir kritik menyebutkan bahwa Muhammadiyah ibarat “seekor gajah bengkak”. Maka mendaratlah semua kritikan kepada lembaga pendidikan. Karena pada dasarnya lembaga pendidikanlah yang menentukan masa depan sebuah gerakan, organisiasi, bahkan bangsa sekalipun ditentukan oleh pendidikan bagi masa depannya. Untuk itu pengkajian dan penelitian lebih intensif perlu dilakukan pada lembaga pendidikan Muhammadiyah demi keberlangsungan gerakan Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan dakwah Islam yang notabenenya lembaga pendidikan Muhammadiyah merupakan pencetak kader gerakan Muhammadiyah.
Oleh karenanya perlu dikaji tentang amal usaha muhammadiyah dalam mengelolah amal usahanya untuk mewujudkan dan menegakkan islam yang murni. Dalam mewujudkan itu Muhammadiyah memiliki amal usaha  yang berbentuk permanen di berbagai bidang yaitu
1.    Bidang keagamaan
         Muhammadiyah yang secara tetap mengadakan permusyawaratan dan fatwa-fatwa  dalam bidang :
Ø  Terbentuknya Majlis Tarjih (1927) Suatu lembaga yang menghimpun ulama-ulama dalam   bidang keagamaan serta membari tuntunan mengenai hukum yang sangat bermanfaat bagi khalayak umum.
Ø  Memberi tuntunan dan pedoman dalam bidang ubudiyah sesuai contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah.
Ø  Memberi pedoman dalam penentuan Ibadah Puasa dan Hari Raya dengan jalan perhitungan ”Hisab” atau ”Astronami” sesuai jalan perkembangan Ilmu Pengetahuan modern.
Ø  Mendirikan Mushalla khusus bagi wanita, yang merupakan usaha pertama kali diselenggarakan oleh Umat Islam Indonesia.
Ø  Melaksanakan dan mensponsori pengeluaran zakat pertanian, perikanan, peternakan dan hasil perkebunan.
Ø  Memberi fatwah dan tuntunan dalam bidang keluarga sejahtera dan keluarga berencana.
Ø  Terbentuknya Departeman Agama Republik Indonesia, tidak bisa dipisahkan dari kepeloporan Pimpinan Muhammadiyah.
Ø  Tersusunnya rumusan tentang ” Matan Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah” adalah suatu hasil yang sangat besar, penting dan belum ada duanya di Indonesia sampai dewasa ini.
Ø  Penanaman kesadaran dan kenikmatan beragama, beramal, dan berorganisasi.
2.    Bidang pendidikan
Sutarmo Mag dalam bukunya Muhammadiyah, Gerakan Sosial, Keagamaan Modernis mengatakan bahwa Muhammadiyah didirikan oleh KH.A. Dahlan didasari oleh dua faktor, yaitu:
1). Faktor internal  : Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan ajaran Islam itu sendiri secara menyeluruh
2). Faktor eksternal : Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar Islam.
Maka pendidikan Muhammadiyah adalah salah satu faktor internal yang mendasari Muhammadiyah didirikan.Pada masa awal berdirinya Muhammadiyah, lembaga-lembaga pendidikan yang ada dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar sistem pendidikan. Dua sistem pendidikan yang berkembang saat itu yaitu:
a)    Sistem pendidikan tradisional pribumi yang diselenggarakan dalam pondok-pondok pesantren dengan Kurikulum seadanya. Pada umumnya seluruh pelajaran di pondok-pondok adalah pelajaran agama. Proses penanaman pendidikan pada sistem ini pada umumnya masih diselenggarakan secara tradisional, dan secara pribadi oleh para guru atau kyai dengan menggunakan metode srogan (murid secara individual menghadap kyai satu persatu dengan membawa kitab yang akan dibacanya, kyai membacakan pelajaran, kemudian menerjemahkan dan menerangkan maksudnya) dan weton (metode pengajaran secara berkelompok dengan murid duduk bersimpuh mengelilingi kyai juga duduk bersimpuh dan sang kyai menerangkan pelajaran dan murid menyimak pada buku masing-masing atau dalam bahasa Arab disebut metode Halaqah) dalam pengajarannya. Dengan metode ini aktivitas belajar hanya bersifat pasif,  membuat catatan tanpa pertanyaan, dan membantah terhadap penjelasan sang kyai adalah hal yang tabu.
b)    Pendidikan sekuler yang sepenuhnya dikelola oleh pemerintah kolonial dan pelajaran agama tidak diberikan.
Bila dilihat dari cara pengelolaan dan metode pengajaran dari kedua sistem pendidikan tersebut, maka perbedaannya jauh sekali. Tipe pendidikan pertama menghasilkan pelajar yang minder dan terisolasi dari kehidupan modern, akan tetapi taat dalam menjalankan perintah agama, sedangkan tipe kedua menghasilkan para pelajar yang dinamis dan kreatif serta penuh percaya diri, akan tetapi tidak tahu tentang agama, bahkan berpandangan negatif terhadap agama.
Maka atas dasar dua sistem pendidikan di atas KH A. Dahlan kemudian coba menggabungkan dua aspek yaitu, aspek yang berkenaan secara idiologis dan praktis. Aspek idiologisnya yaitu mengacu kepada tujuan pendidikan Muhammadiyah, yaitu untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, pengetahuan yang komprihensif, baik umum maupun agama, dan memiliki keasadaran yang tinggi untuk bekerja membangun masyarakat (perkembangan filsafat dalam pendidikan Muhmmadiyah, syhyan rasyidi). Sedangkan aspek praktisnya adalah mengacu kepada metode belajar, organisasi sekolah mata pelajaran dan kurikulum yang disesuaikan dengan teori modern.
 Maka inilah sejarah awal berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah yang jika disimpulkan ihwal berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah untuk mencetak ulama atau pemikir yang mengedepankan tajdid atau tanzih dalam setiap pemikiran dan gerakannya bukan ulama atau pemikir yang say yespada kemapanan yang sudah ada (established) karena KHA. Dahlan dalam memadukan dua sistem tersebut coba untuk menciptakan ulama/pelajar yang dinamis dan kreatif serta penuh percaya diri dan taat dalam menjalankan perintah agama.
a)    Mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kedalamnya ilmu-ilmu keagamaan.
b)    Mendirikan madrasah-madrasah yang juga diberi pandidikan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum. Dengan usaha perpaduan tersebut, tidak ada lagi pembedaan mana ilmu agama dan ilmu umum. Semuanya adalah perintah dan dalam naungan agama.
Sekolah-sekolah muhammadiyah selain memiliki arti bagi tujuan republik ini didirikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga dari segi misinya ikut membantu mewujudkan amar ma’ruf nahi mungkar melalui pendidikan. Maka sekolah-sekolah muhammadiyah merupaklan benteng tangguh untuk membendung meluasnya faham sesat seperti sekularisme, materilisme, komunisme, hedonisme, faham jahiliyyah, khurafat dan sebagainya. Karena perguruan muhammadiyah untuk membentuk dan membangun manusia seutuhnya ,maka sekolah muhammadiyah ingin mencapai target akhlak mulia, mental islami, pembangun material, berfungsi ganda, mencerdakan masyarakat, memberantas kebodohan, dan keterbelakangan dan sebagai amal saleh.
Memang sekolah muhammadiyah mempunyai peranan bagi sekolah swasta yang memiliki idealisme  dan identitas yang berarti di negeri ini.Secara kuantitatif sekolah-sekolah muhammadiyah sudah patut kita syukuri, tetapi secara kualiatif masih perlu ditingkatkan dan perlu penanganan serius.
Ciri Khusus Sekolah Muhammadiyah
Ciri khas sekolah-sekolah  muhammadiyah adalah pada pendidikan Al islam dan Kemuhammadiyahan itu. Pada awal berdirinya Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan mempunyai keistimewaan yang hebat, yakni kepada keberaniannya mengamalkan perintah ALLAH  yang pada zaman itu belum banyak orang indonesia yang mengamalkannya, jihad dengan harta benda dan tenaga (QS.Al-imran :104) dan menyantuni anak yatim  dan orang-orang terlantar secara serius (QS.Al-Ma’un)
Fungsi Sekolah muhammadiyah
Muammadiyah lahir karena terpanggil oleh  fenomena betapa menyedihkan dan rendahnya mutu pendidikan dan kehidupan sosial umat islam ketika itu.
Tujuan pendidikan  muhammadiyah yaitu:
a)    Terwujudnya muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat dan Negara, beramal menuju terwujudnya masyarakat utama,adil makmur yang diridhoi ALLAH swt.
b)    Memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk kemajuan umat dalam pembangunan masyarakat,bangsa dan negara.
c)    Bersama pemerintah memajukan penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan UUD 1945 pasal 31.
Pada hasil penjabaran Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabatya telah dirumuskan ,bahwa fungsi Muhammadiyah adalah”sebagai sarana dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan Sebagai tempat penyaluran amalan anggota-anggota Muhammadiyah dan masyarakarat”
B.Memurnikan amal usaha Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebagai ladang untuk dan pengabdian kepada beramal dan bentuk pengabdian kepada ALLAH swt.Jadi barangsiapa yang mencari kewibawaan, pangkat, kududukan atau ketenaran lewat Muhammadiyah maka usahanya itu tidak akan berhasil, sia-sia belaka.
Upaya untuk memurnikan fungsionaris persyarikatan sehingga mereka vetul-betul memahami mengertin dan menghayati maksud dan tujuan serta hakikat Muhammadiyah secara utuh termasuk SIFAT DAN HAKIKAT AMAL USAHA MUHAMMADIYAH. Termasuk apa dan bagaimana maksud penyelenggaraan  amal usaha Muhammadiyah dan bagaimana memeliharanya, membina dan meningkatkan mutunya. Termasuk lembaga-lembaga yang beradada dibawah tanggungjawab Muhammadiyah apakah sudah berfungsi atau sejalan dengan usaaha Persyarikatan sebagai organisasi Gerakan islam dakwah amar makruf nahi mungkar atau belum.
3.    Bidang Kemasyarakat
Ø Mendirikan rumah sakit modern, lengkap dengan peralatan.
Ø Mendirikan panti-panti asuhan anak yatim baik putra maupun putri. Pengusahaan dana bantuan hari tua, yaitu dana yang diberikan pada saat seseorang tidak bisa lagi bekerja karena usia telah tua atau cacat jasmani sehingga memerlukan pertolongan.
Ø Memberikan bimbingan dan penyuluhan keluarga mengenai hidup sepanjang tuntunan Ilahi
4.    Bidang politik negara
Ø  Ikut mempelopori berdirinya Partai Islam Indonesia. Pada tahun 1945 termasuk menjadi pendukung pertama berdirinya Partai Islam Masyumi dengan gedung Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tempat melahirkannya.
Ø  Ikut menanamkan rasa Nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia di kalangan Umat Islam Indonesia, dengan menggunakan Bahasa Indonesia dalam tabligh-tablighnya, dalam kuthbah ataupun tulisan-tulisannya.
Ø  Ikut aktif dalam keanggotaan MIAI (Majlis Islam Ala Indonesia) dan menyokong sepenuhnya tuntutan gabungan Politik Indonesia (GAPI) agar Indonesia mempunyai parlemen dijaman penjajahan.
Ø  Pada saat partai politik yang bisa menyalurkan cita-cita perjuangan Muhammadiyah tidak ada, dan dalam keadaan yang memaksa sekali, Muhammadiyah tampil sebagai Gerakan Dakwah Islam amar makruf nahi mugkar yang sekaligus mempuyai fungsi politik riil.
Kegiatan-kegiatan Muhammadiyah sebagai penjabaran dari K.H. Ahmad Dahlan Muhammadiyah pasal 4 adalah :
a)    Penyantunan iman mantap, ibadah yang istiqomah, akhlak yang terpuji lewat sarana penididkan dan dakwah
b)    Pemurnian agama islam dan mengembangkan penelitian, lewat kegiatan Majlis tarjih dan lembaga-lembaga penelitian yang ada perserikatan.
c)    Mengintensifkan pendidikan dan pengajaran Muhammadiyah, dengan upaya mendapatkan sistem pendidikan islam yang tepat dalam mengintegrasikan iman, islam dan teknologi.
d)    Dakwah islamiyah, dengan sarana Majlis Tabligh, dan kegiatan majlis-majlis lain yang diintegrasikan untuk menegakan dan menunjang dakwah islam.
e)    Mengintensifkan kesadaran muslim untuk waqaf dan meningkatkan pengelolaan benda-benda waqof sebagai sarana penunjang kegiatan-kegiatan dan tujuan persyarikatan, dengan mekanisme Biro Waqaf.
f)     Meningkatkan peranan wanita muslimah dalam kesadaran beragama dan berorganisasi lewat Ortum A’isiyah.
g)    Bimbingan remaja untuk menjadi angkatan penerus yang berkualitas dan bermutu dengan Ortum pemuda dan Ortum lain-lainnya yang ada pada angkatan muda Muhammadiyah.
h)   Memberikan bimbingan ke arah kehidupan yang baik menurut tuntunan islam dengan Majlis Ekonomi.
i)     Meningkatkan kesadaran jiwa, solidaritas masyarakat untuk terciptanya kesejahteraan ummat lewat Majlis PKU ( Pembina Kesejahteraan Ummat).
j)      Menyantuni ummat, untuk memiliki kesadaran, agar tuntunan dan peraturan islam berlaku dalam masyarakat, lewat Biro Hikmah, yang bertugas memberikan pertimbangan kepada PP Muhammadiyah kebijaksanaan yang tepat dalam segala masalah yang membutuhkan pemecahan.
B. Dasar -dasar penyelenggaan amal usaha muhammadiyah
1)    Dalam rangka memenuhi mengamalkan ibadah kemasyarakatan
2)    Dalam rangka ikut berprestasi terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
3)    Dalam rangka ikut serta memberikan nafas islam pada tiap-tiap amal usaha.
4)    Terpanggil untuk menegakkan Agama Allah.
5)    Dalam rangka Ittiba Nabi dalam pengelolaan amal usaha.
6)    Dalam rangka disiplin dan tertib berorgani
C.Macam-macam amal usaha muhammadiyah
Majelis pendidikan pengajaran dan kebudayaan
1)    Didirikan pada tanggal 14 Juli 1923
2)    Ketua pertama M. Ng Joyosugito
3)    Tugas majlis PP dan kemuhammadiyaan didasarkan surat keputusan PP muhammadiyah No 5/PP/74. tanggal 22 juli 1974
4)    Bentuk-bentuk Sekolah
*      Sekolah umum : mulai SD sampai perguruan tinggi.
*      Sekolah kejuruan : Teknik, ekonomi, kesehatan / perawatan.
Madrasah : Ibtidaiyah sampai institut-institut agama islam dengan berbagai fakultas agama.
D.PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH
Dengan iman dan amal shaleh Muhammadiyah terus maju dan berkembang kemana-mana. Tak sedikit halangan dan tantangan, semua dihadapi dengan sabar dan tawakal, yang akhirnya membuahkan hasil kebesaran dan keluasan gerakan Muhammadiyah. Sejak dari ujung barat sampai tapal batas paling timur, dari wilayah paling utara maupun selatan Indonesia, telah dimasuki Muhammadiyah. Hal tersebut membuktikan bahwa Muhammadiyah memang bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, di samping karena keuletan dan ketekunan mubaligh-mubaligh dalam menyiarkan Islam sesuai paham yang diyakini Muhammadiyah.
Secara garis besar perkembangan Muhammadiyah dapat dibedakan menjadi:
a)    Perkembangan secara vertikal : Yaitu perkembangan dan perluasan pergerakan Muhammadiyah keseluruh penjuru tanah air, berupa berdirinya wilayah-wilayah di tiap-tiap propinsi, daerah-daerah ditiap-tiap kabupaten, cabang-cabang dan ranting-ranting serta jumlah anggota yang bertebaran dimana-mana.
b)    Perkembangan secara horizontal : Yaitu perkembangan dan perluasan amal usaha Muhammadiyah, yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Hal ini dengan pertimbangan karena bertambah luas serta banyaknya hal-hal yang harus diusahakan oleh Muhammadiyah, sesuai dengan maksud dan tujuannya. Maka dibentuklah kesatuan-kesatuan kerja yang berkedudukan sebagai badan pembantu pimpinan persyarikatan. Kesatuan-kesatuan kerja tersebut berupa majlis-majlis dan badan-badan.
Disamping majlis dan lembaga, terdapat organisasi otonom, yaitu organisasi yang bernaung dibawah organisasi induk, dengan masih tetap memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Dalam persyarikan Muhammadiyah organisasi otonom (ORTOM) ada beberapa buah, yaitu:
1)    Aisyiyah
2)    Nasyiatul Aisyiyah
3)    Pemuda Muhammadiyah
4)    Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
5)    Tapak Suci Para Muhammadiyah
6)    Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
E.DASAR AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya amal usaha masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah swt, dimana kesejahteraan dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah melandaskan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
1)    Hidup manusia harus berdasar Tauhid, Ibadah, dan taat kepada ALLAH
2)    Hidup manusia bermasyarakat                                          
3)    Mematuhi ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk  kebahagiaan dunia dan akhirat.                                                                                    
4)    Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai    ibadah kepada ALLAH dan ikhsan kepada kemanusiaan
5)    Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad saw.
6)    Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

F.PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
Menilik dasar prinsip tersebut diatas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimana cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman:”Berpegang teguh akan ajaran ALLAH  dan RASUL-Nya bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi ALLAh”.
















PENUTUP
 A.Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:
1.Muhammadiyah adalah persyarikatan yang bergerak dalam dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang berlandskan Al Qur’an dan As Sunnah,bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakatr islam yang sebenar-benarnya untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah ALLAH di muka bumi
2.Muhammadiyah  bergerak diberbagai bidang seperti bidang keagamaan, pendidikan, sosial, perbankkan dan sebagainya.
3.Karena muhammadiyah bergerak dalam bidang dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, maka lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak boleh terlepas sifat gerakan yang telah dirumuskan dalam “Kepribadian Muhammadiyah” dan Hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan islam dan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar harus diterjemahkan kedalam seluruh kegiatan pendidikan sekolah muhammadiyah tersebut.
B.Saran
 Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu penulis harapkan saran dan kritik dari pembaca,agar makalah selanjutnya bisa lebih baik.