WELCOME TO DHARUS BLOG

Senin, 21 November 2011

Sang Penjelajah Bulukumba: Ssst, Ini Posisi Bercinta yang Sangat Disukai Wani...

Sang Penjelajah Bulukumba: Ssst, Ini Posisi Bercinta yang Sangat Disukai Wani...: Ssst, Ini Posisi Bercinta yang Sangat Disukai Wanita - Tribun Timur

BioNaturally: Suku-suku di Indonesia

BioNaturally: Suku-suku di Indonesia: Suku Aceh di NAD : Banda Aceh, Aceh Besar Suku Alas di NAD : Aceh Tenggara Suku Alordi NTT : Kabupaten Alor Suku Ambon di Maluku : Kota...

BioNaturally: Suku-suku di Indonesia

BioNaturally: Suku-suku di Indonesia: Suku Aceh di NAD : Banda Aceh, Aceh Besar Suku Alas di NAD : Aceh Tenggara Suku Alordi NTT : Kabupaten Alor Suku Ambon di Maluku : Kota...

BioNaturally: Suku-suku di Indonesia

BioNaturally: Suku-suku di Indonesia: Suku Aceh di NAD : Banda Aceh, Aceh Besar Suku Alas di NAD : Aceh Tenggara Suku Alordi NTT : Kabupaten Alor Suku Ambon di Maluku : Kota...

BioNaturally: Suku-suku di Indonesia

BioNaturally: Suku-suku di Indonesia: Suku Aceh di NAD : Banda Aceh, Aceh Besar Suku Alas di NAD : Aceh Tenggara Suku Alordi NTT : Kabupaten Alor Suku Ambon di Maluku : Kota...

Ini Dia Sejarah Kesultanan Gowa

Ini Dia Sejarah Kesultanan Gowa

Jika Anda Mulai Malas Seks dengan Pasangan - Tribun Timur

Jika Anda Mulai Malas Seks dengan Pasangan - Tribun Timur

Ssst, Ini Posisi Bercinta yang Sangat Disukai Wanita - Tribun Timur

Ssst, Ini Posisi Bercinta yang Sangat Disukai Wanita - Tribun Timur

Rabu, 16 November 2011

PT. MELIA NATURE INDONESIA

Propolis

-

Nature Miracle Antibiotic

Propolis dikumpulkan oleh lebah dari tumbuh-tumbuhan atau pucuk muda dan kulit pohon terutama pohon poplar lalu dicampurkan dengan air liurnya, yang digunakan untuk menambal lubang dalam sarang lebah yang sekaligus juga melindungi sarang lebah dari serangan virus, bakteri dan jamur.
Propolis berasal dari bahasa Yunani:
PRO = SEBELUM, POLIS = KOTA = Sistem Pertahanan Kota.
Kandungan Propolis:
asam amino, vitamin-vitamin, bioflavonoids.
SURAT AN NAHL [68-69]
… akan keluar dari perutnya lebah beraneka warnanya, padanya ada obat bagi tubuh manusia.
John Diamond, MD:
Dari semua makanan tambahan yang saya selidiki dan uji, Propolis sangat bermanfaat pada Thymus yang merupakan tenaga kehidupan. Propolis mampu mengaktifkan kelenjar Thymus yang menjalankan sistem imunisasi tubuh. Kelenjar Thymus berada pada pangkal leher dan mengandung Lympocytes yang memberikan kekebalan pada kuman dan penyakit.
Roy Kupinsel:
Propolis merupakan Antibiotik Alami yang dapat melawan berbagai penyakit tanpa efek samping, menurut penelitian sarang lebah jauh lebih steril dari ruang operasi rumah sakit.

Propolis Melia Nature

Propolis Melia Nature adalah produk yang mampu menjaga kesehatan masyarakat dari serangan berbagai penyakit serta mampu membantu penyembuhan terutama pada penyakit yang diakibatkan oleh virus, bakteri dan jamur, juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh.
Propolis Melia Nature diproduksi di Mother Nature Health Products Pty. Ltd., Sydney, Australia (pabrik yang memiliki standar tinggi dan GMP).
Propolis Melia Nature adalah propolis cair yang dikemas dalam botol ukuran 6 ml. Tersedia juga propolis kemasan paket isi 7 botol @6ml.

6 ml

Cara Mengkonsumsi/Pemakaian Propolis

Propolis Diminum

Teteskan propolis dengan 1/4 gelas air putih lalu dikocok (Sangat bagus dicampur dengan madu).
  • Orang sehat : 3-5 tetes, 2-5 kali sehari
  • Orang sakit :  5-7 tetes, 4-5 kali sehari

Propolis Untuk Penyembuhan Luar

Oleskan propolis secara merata pada bagian tubuh yang luka atau sakit.

Propolis dapat dikonsumsi dengan obat-obat lainnya tanpa efek samping



Penyembuhan Propolis



PENYAKIT
PENYAKIT
Batuk, asma, bronchitis, paru-paru, sinusitis, flu, demam, sakit kepala Kanker, tumor, gangguan jantung, ginjal, hati dan diabetes
Luka benda tajam, luka terbakar (Infeksi) Darah tinggi, darah rendah
Infeksi kewanitaan Hepatitis/ liver
Herpes, penyakit kulit serta penyakit jamur Asam urat, rematik
Jerawat, bisul Radiasi
Infeksi kulit, telinga, dan gigi Stres, Parkinson
Wasir, ambeien Gangguan pencernaan, maag

Tabel Detoksifikasi Propolis

Detoksifikasi setelah konsumsi Propolis Permasalahan /penyakit/indikasi
Bersin, gatal pada hidung Permasalahan pada hidung, polip atau sinusitis
Wajah terasa panas, tekanan darah naik sesaat, demam, pusing Permasalahan pada system sirkulasi darah, darah tingi
Kulit kaki terasa tebal dan dingin, sebagian badan terasa dingin, jantung berdebar Tekanan darah rendah, kurang darah
Susah buang air besar, mencret, berak berlendir, berak berdarah Radang pada usus besar, gangguan pada usus, hemoroid
Mual, sering buang air besar, muntah Obesitas, gangguan pada lambung, proses penyembuhan gangguan pencernaan.
Bengkak, gatal Alergi
Muncul kotoran pada mata, gatal, keluar air mata Gangguan pada mata
Mimpi buruk, gelisah, susah tidur Gangguan pada system syaraf dan kepala
Lelah, susah tidur, sakit pada sendi Gangguan pada persendian, proses penyembuhan rheumatik
Pegal-pegal Proses pembuangan racun dan pembersihan zat-zat dalam pembuluh darah
Kejang-kejang Proses penyembuhan peradangan ginjal.
Bèsèr Proses pembuangan racun lewat air senih
Kulit mengeras, muncul jerawat Permasalahan pada kulit
Rasa sakit pada punggung, sakit didada Permasalahan pada jantung
Mual, letih, keringat dingin Permasalahan pada perut
Keletihan, ngantuk Permasalahan pada hati
Bengkak kaki, skt pinggang, susah buang air kecil Permasalahan ginjal
Batuk, kedinginan, sakit kerongkongan, demam proses pengeluaran racun lewat dahak dan perbaikan fungsi paru-paru, permasalahan pada paru-paru, asma
Demam, susah tidur, terdapat pembengkakan, ada pendarahan, tinja berwarna hitam Tumor, cancer, proses pengikatan virus dan bakteri atau indikasi bahwa di dalam tubuh teralu banyak virus dan bakteri.
Ngantuk, diare, gula darah naik, selera makan turun Permasalahan Hati, limpa, pankreas, proses penyembuhan fungsi hati dan detoksifikasi tubuh.
Haus, keringat berbau, kenaikan kadar gula sesaat. Gangguan pada pancreas, diabetes

Testimoni / Kesaksian

Kamaruddin Hadi
Kamaruddin Hadi
“Saya menderita sinus menahun yang cukup menggangu sehingga hampir setiap hari di kala bangun pagi atau melakukan aktifitas saya selalu bersin dan apabila cukup parah terkadang mata saya menjadi bengkak dan berair.kemudian secara tak sengaja saya browsing internet dan menemukan website dunia propolis, Saya memesan 1 paket dulu untuk coba coba. Belum habis 1 botol saya sudah merasakan perubahan yang cukup signifikan. Kini setiap memberi training ke daerah Propolis menjadi barang yang wajib saya bawa. Dan karnanya Kini saya tidak perlu lagi ke dokter spesialis yang menghabiskan jutaan Rupiah “
–Kamaruddin Hadi–
(Engineering’s Consultan- Balikpapan)
Kaka & Dede
Kaka & Dede

“Dulu sebelum diberi propolis sama mama kami gampang sakit. Sedikit sedikit selalu pergi ke dokter. Untung aja teman arisan mama yang kasih mama propolis .Sekarang kami bisa terus bermain dan jadi ga gampang sakit lagi Makasih ya ma propolisnya…
-Kaka & Dede-
(Bayi sehat 2007 -makassar)
Sondakh
Sondakh
“Saya menderita alergi selama 11 tahun dan selama itu mengkonsumsi berbagai macam obat dokter yang cukup mahal. Jika saya tidak mengkonsumsi obat tersebut, badan saya menjadi bengkak-bengkak dan muncul benjol-benjol. Kemudian saya mencoba mengkonsumsi propolis, dan ternyata benjol-benjol itu tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Propolis itu juga pantas disebut sebagai propolis ajaib, karena memang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit lain. Asam urat saya juga ikut sembuh. Sekarang saya bebas makan makanan apa saja tanpa ada lagi pantangan-pantangan.”
– Bp.Sondakh–
(Dosen S2 ITB-Bandung)
Agum Jumadi
Agum Jumadi
“Sebelum menggunakan propolis, badan saya kecil, kata paranormal saya kena santet, kata dokter saya kena kencing manis. Setelah menggunakan propolis, alhamdulillah badan saya semakin hari semakin sehat, tambah semangat, dan besar lagi. Saya juga menggunakan hgh, setelah menggunakannya, istri saya semakin sering mengelus-ngelus dada saya.”
– Bp. Agum Jumadi–
(Kepala Kemanan Pasar Kalijati-Subang)
Dadin Nazarudin
Dadin Nazarudin
Istri saya mengalami masalah infeksi ginjal sehingga mengalami perdarahan. Lalu saya diperkenalkan oleh teman saya untuk mencoba Melia Propolis, ternyata alhamdulillah dalam waktu satu bulan setelah mengonsumsi kurang lebih 2 botol perdarahannya berhenti dan kini sudah sembuh total dari penyakitnya. Padalah kalau saya membawa istri saya berobat di rumah sakit mungkin bisa habis 3 jutaan.
–Dadin Nazarudin–
(Quality Inspector - Cimahi)
Binsar
Binsar

Saya memiliki bekas luka di tangan dan di dahi saya akibat kecelakaan lalu lintas. Saya mencoba menguji efek propolis dengan membandingkan propolis pada luka di tangan saya dan di dahi saya. Ternyata setelah beberapa minggu, luka di tangan saya menyisakan sedikit bekas luka, lebih cepat mengecil dibandingkan yang di dahi saya yang tidak diberikan propolis.
–Binsar–
(Bandung)
Pak Adang dan Bu Arum
Pak Adang dan Bu Arum
Ibu Marsi
Ibu Marsi
Ibu Etih
Ibu Etih
Pak Adang dan Bu Arum (isteri) bergabung menjadi member Melia Nature Indonesia, dengan meminjam satu paket propolis. Pak Adang bergabung pada hari Kamis, 21 Feburari 2008. Dengan modal produk pinjaman itu bersama Isterinya langsung memasarkan eceran. “Pasien” pertama yang diberi adalah uwaknya sendiri, Ibu Marsi yang menderita stroke berat. Tidak bisa berjalan dan tidak bisa bicara.
Ibu Marsi mengonsumsinya dengan teratur 3 kali sehari 5 tetes, sesuai petunjuk di brosur. Setelah mengonsumsi 4 hari, berarti baru 60 tetes (setengah botol), telah menunjukkan kesembuhan yang menakjubkan. Ibu Marsi sekarang sudah bisa berjalan dan berbicara jelas. Suatu penyembuhan yang sangat cepat dan murah untuk penderita stroke. Selain sembuh dari ‘kelumpuhan’ dan ‘kebisuan’ Ibu Marsi juga mengalami peningkatan nafsu makan. Hasilnya, Ibu Marsi semakin terlihat cerah dan segar.
Selain kepada Ibu Marsi - uwaknya - Ibu Arum juga menawarkan kepada tetangganya yang penderitaan Stroke-nya lebih parah. Beliau adalah Ibu Etih. Ibu Etih, selain tidak bisa bicara, kelumpuhannya lebih parah dibanding Ibu Marsi… Maka selain diberi Propolis, Ibu Etih dianjurkan untuk mengonsumsi Biyang Spray… Hasilnya juga luar biasa. Dalam 3 hari mengunsumsi kedua produk PT MNI itu, sekarang Ibu Etih sudah merasa semakin “lemas” pipinya, meskipun suaranya belum pulih, beliau sudah merasa sangat senang. Ketika kami menengoknya, berkali-kali beliau menepuk-nepuk pipinya dan “mulut” seakan mengucap “hatur nuhun Bu… hatur nuhum“. Nafsu makan Ibu Etih juga meningkat tajam, sehari makan 4 kali. Lekas bertambah baik, Ya Bu Etih.. Bu Marsi…. dan selamat serta sukses kepada Pak Adang dan Bu Arum… bahagia rassanya dapat menyaksikan orang lain sembuh atau berkurang penderitaannya dari penyakit.
-

Kehebatan Lebah Madu

Di Al Qur’an Madu disebut ”….sebagai obat bagi manusia” (QS An Nahl 69) , tanpa menyebut sebagai obat untuk penyakit tertentu. Dengan demikian berarti Madu bisa jadi cocok untuk segala macam penyakit – termasuk penyakit-penyakit yang sekarang belum ketemu pengobatannya.
Kita bisa yakin mengenai keandalan Madu sebagai obat ini karena ada ayatnya di Alqur’an dan dikuatkan oleh berbagai hadits Nabi, lebih jauh lagi dengan banyaknya zat yang ada di dalam Madu yang belum sepenuhnya bisa didefinisikan oleh manusia modern sekarang – memberikan harapan bagi kita bahwa Madulah jawaban atas problem kesehatan kita sekarang dan dimasa datang (karena apa yang ada di Al Qur’an dijamin kebenarannya sampai akhir Zaman).
Diantara yang ada rujukannya atau sudah ada hasil research-nya antara lain adalah penggunaan Madu untuk pengobatan sakit perut, untuk pengobatan pancreatitis akut, pengobatan cancer, pengobatan tumor, pengobatan luka pada penderita diabetis, dan sebagai antibiotic untuk segala macam penyakit .
Selain cocok untuk penyakit serius seperti cancer dan tumor (yang dibuktikan dalam riset Dr. Nada Orsolic dari University of Zagreb – Kroasia), Madu juga cocok untuk pengobatan ’penyakit’ sederhana seperti bisul, jerawat dan sejenisnya melaui proses osmosis yaitu Madu menyerap nanah/cairan yang terdapat dalam bisul dan sejenisnya.
Di mesir kuno lebih dari separuh resep pengobatan menggunakan Madu sebagai bahan utamanya, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penyakit dapat disembuhkan dengan Madu ini. Perlu diingat meskipun dengan berbagai kasiat pengobatan yang terkandung dalam Madu, apabila dimungkinkan (ada biaya dlsb.) tetap kami anjurkan untuk penyakit-penyakit serius pasien juga berobat/berkonsultasi dengan dokter, rumah sakit dlsb. Madu aman dikonsumsi bersama dengan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
Apa itu Propolis?
Propolis adalah produk lebah yang kaya akan zat-zat esensial yang sangat berguna bagi manusia. Propolis diproduksi oleh lebah dari getah yang diambil dari bagian tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan getah- terutama tunas tumbuhan- Getah inilah yang menjadi bahan dasar pembentuk propolis. Getah ini dibawa ke dalam sarang lebah oleh para lebah pekerja dan dicampur dengan wax (sejenis lilin) dan serbuk sari bunga. Dengan bantuan air liur lebah, campuran ini dibuat menjadi lentur, dan inilah propolis. Propolis memiliki variasi warna antara coklat kehijauan dan coklat tua . Bagi para lebah, propolis merupakan zat penting yang sangat fundamental yang mereka perlukan untuk sterilisasi sarang lebah dari serangan bakteri, jamur dan penyakit. Telah diperkirakan bahwa 200.000 lebah madu menghasilkan 20 gram kandungan propolis setiap tahunnya.
Propolis yang telah siap ini mengandung 50-55% Getah, 5-10% serbuk sari bunga, 30% wax dan 10% Etheric Oil.

Kandungan Propolis

Sampai saat ini penelitian ilmiah tentang kandungan dari propolis belumlah tuntas. Propolis pada saat ini diketahui kaya akan Vitamin, Terutama vitamin B-Komplex. Juga mengandung vitamin C, E dan H (Biotin) Mineral/UnsurKalsium, Zat Besi, Zink, Copper, Chrome Silizium, Vanadium dan Mangan. Asam amino essensial dan enzim Bioflavonoid atau biasa disebut vitamin P, Bioflavonoid merupakan zat yang paling penting dari propolis baik bagi lebah maupun bagi manusia. Bioflavonoid terdapat dalam jumlah yang banyak dalam propolis, bahkan paling banyak dibandingkan dengan produk-produk lebah lainnya seperti madu, royal jelly dll. Zat inilah yang memberikan efek antibiotik natural yang terkuat dan berfungsi menyembuhkan atau sedikitnya mengurangi rasa sakit, meredakan radang, mengikat zat racun yang masuk ke dalam tubuh dan memperkuat sistim imunitas tubuh.
Sejarah Propolis
Sejak puluhan abad yang lalu pada masa peradaban Yunani, Romawi dan Mesir kuno, propolis telah digunakan sebagai bahan alami unggul yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Para Pendeta di zaman Mesir kuno telah menggunakan propolis dalam ramuan obat-oabat mereka. Di Amerika, bangsa Indian dari suku Inca juga telah menggunakan propolis sejak zaman dahulu kala.
Kata Propolis telah dikenal sejak zaman Yunani kuno, Dalam bahasa Yunani asli, kata Propolis merupakan kombinasi 2 kata yaitu pro dan polis. Pro memiliki arti pertahanan, dan polis memiliki aarti kota. Secara umum arti kata propolis adalah pertahanan kota. Kota yang dimaksud dalam hal ini adalah sarang lebah, tempat dimana lebah bekerja dan hidup. Serangan dan gangguan yang mengancam kehidupan lebah dan tempat tinggal mereka bisa berupa bakteri yang menimbulkan penyakit, bisa pula berupa binatang-binatang kecil yang berusaha masuk untuk mengganggu mereka.
Melia Propolis Mempunyai Izin BPOM RI
Untuk keamanan produk Propolis gunakan hanya produk yang telah mengantongi izin resmi BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) Republik Indonesia. Melia Propolis telah memiliki izin tsb. Selengkapnya bisa dilihat pada gambar berikut (klik pada gambar untuk memperbesar):

Selasa, 15 November 2011

Sang Penjelajah Bulukumba: PROPOSAL MATEMATIKA: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAT...

Sang Penjelajah Bulukumba: PROPOSAL MATEMATIKA: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAT...: JUDUL : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL PADA SISWA KELAS X 4 SMA NEGERI 1 KAJA...

PROPOSAL MATEMATIKA: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL PADA SISWA KELAS X4 SMA NEGERI 1 KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA


JUDUL  : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL PADA SISWA KELAS X4 SMA NEGERI 1 KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

I.    PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Masalah pendidikan adalah masalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), patokan yang harus dicapai adalah tumbuhnya kemampuan berfikir logis, dan sikap kemandirian dalam diri peserta didik. Hal ini sejalan dengan peranan matematika, dimana matematika merupakan sarana berfikir deduktif dalam menentukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Sehingga matematika tidak hanya dipandang sebagai ilmu tetapi lebih dari itu matematika adalah sebagai sarana untuk mengkaji hakekat keilmuan.
Dalam mengkaji hakekat keilmuan diperlukan adanya pendidikan. Sedang pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM), melalui kegiatan pengajaran yang bertujuan mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab pada pembangunan nasional. Salah satu alternatif untuk mewujudkan pembangunan nasional adalah berusaha meningkatkan mutu pendidikan.
Seiring dengan meningkatnya mutu pendidikan, ada dua konsep pendidikan yang erat kaitannya dengan hasil belajar yaitu belajar dan pembelajaran. Konsep belajar berakar pada pihak siswa dan konsep pembelajaran berakar pada pihak guru. Sehingga dalam dunia pendidikan sasaran utama dari pengembangan pendidikan adalah transfer ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan pesat, oleh karena itu pemerintah senantiasa melakukan usaha pembaharuan di segala bidang, khususnya dalam bidang pendidikan. Dunia pendidikan tidak lepas dengan adanya proses belajar mengajar itu sendiri, baik disengaja maupun tidak disengaja. Dari proses belajar mengajar ilmiah, pendidikan dapat tercapai. Dengan demikian proses belajar harus dilakukan dengan sadar dan terprogram.
Pada umumnya proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah tingkat menengah adalah secara klasik. Sedangkan kenyataan menunjukan bahwa pada setiap kelas selalu terdapat siswa yang berbeda daya tangkapnya. Ada yang cepat dan ada yang lambat, golongan yang lambat inilah yang biasa dirugikan. Akibatnya banyak kesulitan belajar yang dialami oleh golongan siswa yang lambat dan akhirnya siswa tersebut gagal.
Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengajarkan mata pelajaran matematika pada SMA Negeri I Sungguminasa selama PPL, nampak bahwa kemampuan dalam menyerap pelajaran matematika masih kurang menggembirakan.
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka dalam penelitian ini kami akan mencoba menerapkan model pembelajaran individual dengan harapan agar siswa dapat belajar dengan tuntas dan menyenangkan, sehingga hasil belajar matematika meningkat. 

B.  Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh salah satu masalah utama yang dihadapi dunia pendidikan dalam penyelenggaraan pembelajaran adalah bagaimana cara meningkatkan hasil belajar terutama dalam pengajaran matematika.
Optimalisasi proses pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada jenjang SMA merupakan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika. Untuk itu identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Siswa kurang memperhatikan pelajaran sehingga kurang memahami materi yang diajarkan dan kurang berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran.
2.      Model pembelajaran yang klasik dan menegangkan sehingga siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar.
3.      Kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran matematika masih rendah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka ditetapkan salah satu alternatif untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran individual.

C.  Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Apakah Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X4 SMA Negeri 1 Kajang Dapat Ditingkatkan Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Individual?”

D.  Cara Pemecahan Masalah
Salah satu penyebab rendahnya kemampuan hasil belajar matematika siswa karena ketidaktuntasan belajar bagi setiap siswa. Dengan demikian pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran individual penulis menganggap  sebagai suatu pendekatan untuk pemecahan masalah di atas.
Adapun kelebihan dari model pembelajaran individual bagi siswa adalah memberi kemungkinan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuan belajar masing-masing, siswa berhubungan atau berinteraksi langsung dengan bidang pelajaran yang sedang dipelajari, siswa dapat memperoleh tanggapan langsung mengenai jawaban atas tes yang dikerjakan oleh siswa sehingga siswa dapat belajar sampai batas kemampuannya mengizinkan.
Dari uraian di atas maka dapat dilihat bahwa model pembelajaran individual memprioritaskan pencapaian taraf minimal yang ditetapkan untuk setiap siswa, sehingga dapat meningkatkan semangat belajar bagi siswa siapa saja tanpa didominasi oleh siswa yang pintar dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, jika model pembelajaran individual terlaksana dengan baik dan terpadu, maka secara teoritis persoalan rendahnya kemampuan dalam mengajarkan soal matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Kajang secara bertahap dapat terpecahkan.

E.  Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian ini untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran individual.

F.   Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagi siswa
Dapat termotivasi dalam belajar dan memahami matematika untuk suatu topik pelajaran. Disamping itu dengan terbentuknya konsep pemahaman siswa dalam belajar matematika, maka siswa akan lebih mudah untuk memahami materi pelajaran selanjutnya.
2.      Bagi guru
Melalui penelitian tindakan ini, guru dapat mengetahui salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Dapat menambah wawasan dan pengalaman serta bekal guru dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) di kelas tentang strategi pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru dapat diminimalkan.
3.      Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya SMA Negeri 1 Kajang dan SMA lain pada umumnya.
4.      Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM):
Sebagai tambahan referensi bagi unit perpustakaan kampus UMM dan sebagai bahan banding bagi peneliti selanjutnya.






II.  KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.  Kerangka Teoritik
1.   Pengertian Belajar dan Prosesnya
Belajar didefinisikan dan diartikan oleh banyak ahli dengan rumusan dan redaksi kalimat yang berbeda, namun pada hakekatnya mempunyai prinsip dan tujuan yang sama. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pandangan dan penafsiran yang dilakukan dalam belajar, seperti yang dikemukakan oleh Spears yang menyatakan bahwa “learning is to observe, to read, to imitate, to try smoothening themselves, to listen, to follow direction” artinya belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri, mendengar dan mengikuti tujuan (Spears, 1995: 94). Pendapat ini sejalan dengan pendapat Witherington yang menyatakan bahwa belajar memerlukan bermacam-macam aktivitas. Belajar itu kompleks dan berhasil melalui bermacam-macam kegiatan seperti berbuat, mendengarkan, berfikir, membaca buku, mempelajari, memperhatikan, mendemonstrasikan, bertanya, merenungkan, berfikir, menganalisis, membandingkan dan menggunakan pengalaman yang lampau.
Hudoyo (1990: 86) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang berlaku dalam relatif lama disertai usaha orang tersebut sehingga orang itu dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya. Selanjutnya Abdullah (1987: 36) mengemukakan bahwa belajar


 adalah suatu proses untuk mencapai perubahan tingkah laku dalam bentuk sikap, pengetahuan, keterampilan yang menjadi miliknya.
Sedangkan Slameto memberikan pengertian belajar sebagai berikut:
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 1987: 2)

Dengan memperhatikan pengertian yang telah diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa proses belajar terdapat serangkaian kegiatan yang memberikan penekanan bahwa individu dikatakan belajar apabila terjadi sesuatu yang baru pada dirinya sebagai hasil pengalaman dari interaksi individu dengan lingkungannya.
Perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan usaha kerja keras dari individu itu sendiri selama proses belajar itu berlangsung, yang akan membawa manfaat bagi kehidupan atau proses belajar itu sendiri.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, jelas bahwa pada hakekatnya perbuatan belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Namun demikian agar kita memiliki pedoman belajar yang efisien, maka proses belajar itu dapat diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar, yaitu:
a)      Belajar adalah suatu proses aktif dan terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa (yang belajar) dengan lingkungannya.
b)      Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi siswa. Tujuan hendaknya timbul dari kehidupan siswa, berkaitan dengan kehidupannya dan berharga bagi dirinya. Dengan begitu tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya, sehingga ia akan tekun menghadapi berbagai rintangan, kesulitan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan dalam belajar.
c)      Belajar akan lebih efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.
d)     Belajar akan lebih efektif apabila dalam prosesnya banyak melakukan hal-hal yang harus dipelajari.
e)      Belajar memerlukan bimbingan. Bimbingan itu dapat diperoleh dari guru, dapat pula dari buku pelajaran.
f)       Jenis belajar yang paling utama adalah belajar untuk berpikir kritis, lebih daripada pembentukan keterampilan-keterampilan mekanisme.
g)      Cara belajar yang efektif adalah dalam membentuk pemecahan masalah.
h)      Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.
i)        Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang dipelajari dapat dikuasai.
j)        Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.
k)      Belajar dianggap berhasil apabila siswa telah memahami apa yang dipelajari dan telah sanggup mentransfer atau menerapkannya dengan kehidupan sehari-hari.
(Djaali, 1984: 21-22)

2.   Prestasi Belajar Matematika
Suatu individu dikatakan telah belajar apabila telah melakukan sesuatu yang baru sebagai hasil pengalaman, dan interaksi individu dengan yang lainnya dimana sebelum terjadi proses belajar individu tidak dapat melakukannya. Dengan melalui proses belajar dalam hal ini bukan hanya mencatat, membaca, dan menghafal melainkan harus dimengerti dan dipahami tentang apa dan bagaimana sesuatu itu dipelajari, maka individu dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Winkel (1984: 162) mengatakan kata “prestasi” sebagai bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Sedang Yusrina (2004: 14) menyimpulkan bahwa prestasi adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang   dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu usaha tertentu. Jadi, prestasi adalah kualitas penguasaan yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu kegiatan.
Dalam kaitannya dengan belajar, berarti prestasi menunjukkan kepada tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar pada suatu penggalan waktu tertentu. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran matematika, diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur yang biasa dilakukan adalah dengan memberi tes pada setiap pokok bahasan. Hal ini sejalan dengan pernyataan R.S. Wood Wort dan D.G Nighis (Nurfaidah, 2004: 10) bahwa “kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dari suatu alat yang dalam hal ini adalah tes”. Tujuannya untuk memperoleh gambaran daya serap dan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari dan memahami materi pada pokok bahasan tersebut.
Dalam proses belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan yang sistematik dan baik, sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan, baik oleh pengajar atau individu yang belajar, tidak lain hanyalah dimaksudkan untuk mendapatkan atau memperoleh prestasi belajar yang maksimal.
Menurut Syamsul yang dikutip oleh Busran bahwa:
“Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai pengukuran keberhasilan belajar seseorang”. (Busran, 1993: 14)

Pemberian tes pada setiap pokok bahasan hasilnya sangat dibutuhkan oleh guru, karena dapat mengetahui secara langsung tentang kemajuan belajar siswanya, dan sekaligus dapat menentukan alternatif-alternatif baru, guna perbaikan dalam proses belajar mengajar berikutnya.
Menurut asumsi penulis, pemberian tes ini sangat perlu guna membantu siswa dalam mengukur kemampuannya dan memahami materi pelajaran pada setiap pokok bahasan dan sekaligus membantu guru dalam perbaikan proses belajar matematika.
3.   Hakekat Belajar Matematika
Pada umumnya diakui bahwa belajar merupakan kebutuhan yang vital bagi manusia. Seseorang dikatakan belajar jika pada dirinya terjadi suatu perubahan tingkah laku yang melalui suatu proses tertentu. Djumhur (Jaya, 2003: 6) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku untuk mendapatkan pola-pola respon yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Sudjana (1991: 5) juga berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang melakukannya.
Sehubungan dengan pendapat di atas, bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui suatu proses tertentu yang berbentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya dalam interaksi dengan lingkungannya.
  Pengertian belajar telah dibahas terlebih dahulu sedangkan pengertian matematika adalah disiplin ilmu yang mempunyai ciri khas dibanding dengan disiplin ilmu lainnya. Belajar matematika adalah “belajar tentang fakta, konsep, prinsip, dan skill”. (Siswan, 2004: 7).
Pendapat lain dikemukakan oleh Z. P Dienes yang dikutip oleh Hudoyo (1990) bahwa belajar matematika adalah belajar tentang struktur, pengklasifikasian struktur, memisahkan hubungan-hubungan yang terdapat di dalam struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan-hubungan di dalam struktur-struktur.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya belajar matematika adalah suatu aktivitas mental dan ketenangan emosional agar tidak tergesa-gesa dalam memahami dan mengkaji arti dari berbagai struktur, hubungan-hubungan dan simbol sehingga diperoleh pengetahuan baru yang lebih bermakna dan bermanfaat. Dengan kata lain belajar matematika adalah proses perubahan tingkah laku melalui belajar matematika.
4.   Model Pembelajaran Individual
a.   Pengertian Mengajar secara individual
Mengajar secara individual ialah kegiatan guru menghadapi banyak siswa yang masing-masing mendapat kesempatan untuk bertatap muka dengan guru secara individual. Hubungan tatap muka antara guru dan para siswa secara individual akan diwarnai oleh hakekat pengajaran individual yang nampak dengan adanya:
Ø  Hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru dan siswa serta juga antar siswa dengan siswa.
Ø  Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemampuan dan minat dirinya.
Ø  Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
Ø  Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang dipergunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapainya.
Untuk menciptakan suasana pengajaran individual, peran guru hendaknya sebagai:
ø   Organisator kegiatan belajar mengajar
ø   Sumber informasi bagi siswa.
ø   Pendorong bagi siswa untuk belajar.
ø   Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
ø   Orang yang mendiagnosis kesulitan belajar siswa serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pada dasarnya pengajaran individual akan mencoba memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk belajar dan bekerja berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Pengajaran individual memungkinkan siswa untuk belajar dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
F Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing yaitu  berdasarkan kemampuannya sendiri (tidak bergantung)
F Siswa belajar secara tuntas, karena siswa akan ujian jika telah merasa siap.
F Siswa bebas menggunakan waktu belajarnya, tetapi bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya.
F Siswa mengontrol kegiatan, kecepatan dan intensitas belajarnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
F Siswa menilai sendiri hasil belajarnya.
F Siswa mengetahui sendiri kemampuan dan hasil belajarnya
F Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sistem nilai mutlak. Ia berkompetensi dengan angka bukan dengan temannya.
Kemandirian dalam belajar itu merupakan keharusan dalam belajar dewasa ini, sejauh pelajaran itu diarahkan kepada masa depan pelajar, yang dengan nyata dapat dilihat dalam keluarga dan masyarakat.
Berpikir secara mandiri dalam kehidupan budaya masyarakat, dalam proses belajar dirintis melalui metode yang mantap dalam swakarya (kegairahan sendiri). Swakarya sebagai prinsip belajar adalah spontanitas yang didasari kemandirian dan kepribadian. Maka itu para ahli yang menginginkan perubahan dalam paedagogis waktu itu, swakarya bukan hanya kegiatan yang dapat dilihat dari luar saja, melainkan juga kegiatan belajar mandiri, yang untuk itu harus diberikan kemungkinannya.
Melalui latihan teratur menurut rencana yang telah dibuat, diusahakan agar pelajar memperoleh dan menguasai teknik bekerja. Hal itu kedengarannya memang sangat berlawanan, tetapi bagaimanapun pelajar harus mempunyai metode. Tetapi untuk membawa anak didik kemetodenya, pengajar sendiri harus menguasai metode itu sepenuhnya.
Sejak mulai dari pemberian latihan dalam teknik kerja, kegiatan sendiri (swakarya) harus sudah timbul dalam jiwa dan pikiran pelajar saat-saat atau tahap-tahap dalam proses bekerja masing-masing tanpa “dikomandokan”
b.   Sistem Pembelajaran Individual
Dalam sistem pembelajaran individual siswa diharapkan lebih banyak belajar sendiri, karena itu siswa perlu memiliki kemauan yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan belajarnya, kemauan yang keras akan mendorong siswa untuk tidak cepat putus asa dalam menghadapi kesulitan, sedangkan disiplin yang tinggi diperlukan supaya siswa belajar sesuai dengan jadwal yang diaturnya sendiri.
Sistem pembelajaran individual mempunyai beberapa karakteristik yang dapat diuraikan sebagai berikut:
@ Siswa belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing. Siswa yang cepat dapat maju mendahului teman-temannya tanpa dihambat oleh kemajuan temannya. Sebaliknya siswa yang lamban tidak perlu diburu-buru untuk mengejar siswa yang cepat.
@ Sistem pembelajaran dilaksanakan dengan menyediakan paket mandiri yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, gaya belajar siswa, kemampuan awal yang dimiliki dan minat masing-masing siswa.
@ Tujuan pembelajaran memberi arah bagi siswa dalam belajar, dan menjelaskan secara khas apa yang harus dipelajari sehingga setelah belajar siswa selesai mempelajari paket bersangkutan siswa akan mendemonstrasikannya secara proporsional pengetahuan, keterampilan dan atau nilai-nilai tertentu.
Strategi pembelajaran yang diterapkan dalam sistem pembelajaran individual meliputi hal-hal sebagai berikut:
F Tujuan pembelajaran dirumuskan secara khas dan terperinci.
F Pengelolaan bahan pembelajaran diatur secara sistematik untuk membantu tercapainya tujuan tersebut di atas, termasuk cara bervariasi untuk mencapai penguasaan setiap tujuan.
F Disediakannya prosedur atau proses untuk mendiagnosa kemampuan siswa ditinjau dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
F Evaluasi dan bimbingan kepada siswa yang dilakukan dengan teratur termasuk sistem penyusunan rencana studi perorangan yang dapat mengatur kegiatan belajar siswa sesuai dengan kesiapan siswa yang bersangkutan.
F Seringnya diadakan monitoring mengenai pelaksanaan tugas yang dilakukan siswa untuk memberikan informasi, baik kepada guru maupun kepada siswa sendiri mengenai kemajuan siswa menuju tercapainya tujuan.
F Evaluasi terus menerus terhadap prosedur pembelajaran dan usaha penyempurnaannya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan melalui penggunaan model pembelajaran individual ialah sebagai berikut:
No
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Dalam setiap pertemuan, guru menyampaikan semua tujuan  pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari  guru
2
Guru menyajikan informasi kepada siswa melalui bahan buku
Siswa memperhatikan penjelasan  dari guru agar dapat belajar sesuai dengan kemampuannya tanpa bergantung pada teman
3.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) mengenai soal-soal dari materi yang diajarkan tadi
Siswa secara individu atau kelompok dapat mengerjakan soal-soal pada lembar kerja siswa (LKS) tersebut dan mempelajarinya langkah demi langkah, serta membahas hasil yang diperoleh dan mempresentasikannya di depan kelas.


4.
Guru membimbing siswa pada saat mereka mengerjakan tugas
Siswa dapat belajar secara tuntas karena akan diuji jika telah merasa siap
5.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
Siswa dapat menilai dan mengetahui sendiri kemampuan dan hasil belajarnya.

(Nurdin, 2005: 108-109)
c.   Evaluasi Pembelajaran Individual
Untuk memonitoring kemajuan siswa dalam mencapai tujuan, disediakan tiga macam alat evaluasi dalam model pembelajaran  individual. Alat yang pertama ialah tes awal. Tes ini merupakan penuntun bagi siswa karena tes ini dapat menunjukkan bahan apa atau tujuan yang mana belum dikuasai, sehingga perlu dipelajari.
Alat evaluasi yang kedua ialah tes pembelajaran individual. Tes ini merupakan salah satu bentuk evaluasi diri sendiri yang digunakan siswa untuk memonitor kemajuannya sendiri pada saat ia melaksanakan kegiatan belajar. Tes pembelajaran individual dapat berupa kuis formal.
Tes evaluasi yang ketiga ialah tes akhir yang digunakan setelah model pembelajaran individual selesai dipelajari, untuk menentukan apakah siswa telah memperoleh kemampuan minimal yang dituntut oleh model itu. Tes ini biasanya dilaksanakan bila siswa merasa bahwa ia telah siap.


d.   Keuntungan dan Kelemahan Model Pembelajaran Individual
Keuntungan model pembelajaran individual bagi siswa adalah:
C Memberi kemungkinan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuan belajar masing-masing.
C Siswa berhubungan atau berinteraksi langsung dengan bidang pelajaran yang sedang dipelajari.
C Siswa dapat memperoleh tanggapan langsung mengenai jawaban atas tes yang ia kerjakan. Dengan demikian ia memperoleh kepuasan.
C Siswa memperoleh kesempatan untuk memahami secara lebih mendalam bidang pelajarannya.
C Melalui hasil tes diagnostik siswa dapat lebih memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang belum dikuasai, dan mengulang cepat hal-hal yang telah dikuasainya.
C Siswa memperoleh kesempatan untuk mendalami bidang pelajaran yang dipelajarinya tanpa dibatasi, sehingga dapat belajar sampai batas kemampuannya mengizinkan.
Sedangkan keuntungan model pembelajaran individual bagi guru adalah:
v  Guru dapat membebaskan diri dari menerangkan keterampilan-keterampilan dasar yang sifatnya rutin.
v  Guru dapat menyediakan bahan pelajaran yang lebih tepat bagi kebutuhan setiap siswa.
v  Guru dilengkapi dengan alat tes diagnostik sehingga ia dapat mengenal kelebihan dan kelemahan setiap siswa.
v  Guru dapat menggunakan waktu bersama siswa yang paling memerlukan bantuan.
v  Guru lebih banyak memperoleh kepuasan karena ia dapat memberikan bantuan yang berguna.
v  Guru dapat bertindak bukan sebagai penceramah, tetapi sebagai pembimbing (Miarso, 1984: 82-83)
Adapun kelemahan model pembelajaran individual ini adalah:
Ø  Siswa harus mengeluarkan tambahan biaya untuk paket belajar tertulis yang dibutuhkan.
Ø  Guru harus menyediakan media belajar berupa alat peraga yang dibutuhkan

Pembahasan Materi
Persamaan Kuadrat
1.      Bentuk Umum Persamaan
Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang mempunyai bentuk umum: , dengan a, b, dan , dan . Pada persamaan kuadrat ini a adalah koefisien dari adalah koefisien dari x, dan c adalah konstanta (suku tetap)
 dimana a, b, dan ,
a = 1, berarti  disebut persamaan kuadrat biasa
b = 0, berarti  disebut persamaan kuadrat murni
c =0, berarti  disebut persamaan kuadrat tidak lengkap
Contoh:
Tuliskan persamaan kuadrat  kedalam bentuk umum kemudian, tentukan nilai a, b, dan c.
Penyelesaian:
                       =   
                         =   
       =     kedua ruas ditambah 3x dan -8
                      =    0
   Jadi, a = 6,  b = 1,  c = -8   
2.      Menyelesaikan Persamaan Kuadrat
Untuk menyelesaikan persamaan kuadrat tiga cara yang sering digunakan, yaitu dengan cara memfaktorkan; dengan cara melengkapkan bentuk kuadrat; dan dengan menggunakan rumus abc.
a.    Menyelesaikan Persamaan Kuadrat dengan Memfaktorkan
Untuk menyelesaikan persamaan kuadrat dengan memfaktorkan dapat digunakan sebuah sifat yang berlaku pada sistem bilangan real berikut.
Perkalian , dengan  hanya dipenuhi oleh a = 0 atau         b = 0.
Contoh:
            Tuliskan himpunan penyelesaian persamaan  dengan memfaktorkan
Penyelesaian:
             =   0
         =  0 difaktorkan  (-3) x 4 = -12dan -3 + 4 = 1
                      =    0        atau    
                          x   =    3        atau             x  = -4
      Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {-4, 3}
b.   Menyelesaikan Persamaan Kuadrat dengan Melengkapkan Bentuk Kuadrat
Kadang-kadang tidak begitu mudah untuk memfaktorkan bentuk kuadrat x dalam beberapa keadaan, persamaan kuadrat  dapat diselesaikan dengan menyatakan bentuk.
, dengan , maka
      atau
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan kuadrat  dengan Melengkapkan bentuk kuadrat:



Penyelesaian:
                    = 0
                    = 0
                          =
                  =
                          =
                               =
                               =
                  atau
                          atau 
Jadi, Himpunan penyelesaiannya adalah
c.    Menyelesaikan Persamaan Kuadrat dengan Menggunakan Rumus
Selain memfaktorkan dan Melengkapkan bentuk kuadrat, suatu persamaan kuadrat dapat juga diselesaikan dengan menggunakan rumus. Rumus ini diperoleh dengan cara menyelesaikan persamaan kuadrat dengan Melengkapkan bentuk kuadrat, seperti terlihat pada persamaan berikut.
                    =  0
                          =  -c
            = 
                             =
                                     = 
                                     = 
                        Jadi    =  
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan kuadrat dengan cara  menggunakan rumus.
Penyelesaian:
           
            Diketahui: a = 1, b = -6, dan c = 8
            Ditanyakan: Himpunan penyelesaiannya= …..?
            Dengan menggunakan rumus
                                  =    
                                  =    
                                  =    
                                  =    
                                  =    
                                  =    
                                    =         atau 
                                    =     4          atau 
             Jadi, Himpunan penyelesaiannya adalah {4, 2}
3.      Jenis Akar-akar Persamaan Kuadrat
Pada bagian sebelumnya, telah diuraikan rums untuk menyelesaikan persamaan kuadrat , yakni , dengan  disebut diskriman D. oleh karena itu, rumus penyelesaian persamaan kuadrat di atas dapat ditulis sebagai , dengan . Dari rumus tersebut tampak bahwa akar-akar persamaan kuadrat bergantung pada nilai D. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Jenis akar-akar persamaan kuadrat , , dengan  adalah sebagai berikut:
Ø  D > 0       Persamaan kuadrat mempunyai dua akar real yang nyata dan berlainan
Ø  D = 0      Persamaan kuadrat mempunyai dua akar nyata dan sama (kembar)
Ø  D < 0       Persamaan kuadrat mempunyai dua akar tidak nyata (imajiner)
Contoh:
Tanpa menyelesaikan persamaan kuadrat terlebih dahulu, tentukanlah jenis akar-akar persamaan kuadrat dari
Penyelesaian:
 diperoleh  , dan
Karena , maka persamaan  mempunyai dua akar yang sama   (kembar)
4.      Aplikasi Persamaan Kuadrat
Berbagai macam persoalan dalam kehidupan sehari-hari, ataupun permasalahan dalam matematika sering menggunakan kuadrat sebagai alat penyelesaiannya. Untuk itu kita harus dapat menerjemahkan permasalahan tersebut ke dalam model matematika, khususnya dapat membentuk persamaan kuadrat. Kemudian persamaan tersebut harus diselesaikan seperti yang telah diuraikan di depan. Namun perlu diingat bahwa hasilnya perlu disesuaikan dengan ciri atau karakter permasalahan tersebut.
Langkah-langkah penyelesaian:
a.       Nyatakan unsur dinyatakan dengan sebuah peubah
b.      Susunlah persamaan kuadrat
c.       Selesaikanlah
d.      Periksalah hasil penyelesaian tersebut sesuai dengan ciri atau karakter permasalahan
Contoh:
Lebar sebuah persegi panjang 3 cm kurangnya terhadap panjangnya. Jika luasnya cm2 , tentukanlah panjang dan lebarnya.
Penyelesaian:
Misalkan panjangnya p cm, maka lebarnya adalah
                              Luas   =     Panjang
                                   =    
                                   =    
                  =     0
                 =     0
                                    =     7   atau    

Jadi, panjangnya 7 cm dan lebarnya (7 – 3) cm atau 4 cm
 tidak memenuhi, sebab p > 0
5.      Jumlah dan Hasil Kali Akar-akar Persamaan Kuadrat
Dari persamaan kuadrat kita dapatkan rumus abc sebagai berikut ekuivalen dengan   atau
Dari kedua bentuk itu kita dapatkan
           =   
                =   
                =   
          .    =     .
               .    =   
               .    =   
               .    =   
               .    =   
         =   
              =     atau
Contoh
Tanpa menyelesaikan persamaan, hitunglah jumlah, hasil kali, dan selisih dari akar-akar persamaan kuadrat
Penyelesaian:
Dari bentuk baku persamaan kuadrat, diperoleh koefisien-koefisien persamaan kuadrat, yaitu , , dan
    Jumlah akar-akar:
    Hasil kali akar-akar:
    Selisih akar-akar: 
                                                                  =
                                                                  =
                                                      =
                                                      =
6.      Menyusun Persamaan Kuadrat yang Mempunyai Ciri Tertentu
a.    Menyusun persamaan kuadrat yang diketahui akar-akarnya
Jika  dan  adalah akar-akar persamaan kuadrat diketahui, maka dapat disusun suatu persamaan kuadrat dengan:
Ø  Menggunakan persamaan (*) jika diketahui akar-akarnya, atau
Ø  Menggunakan persamaan  (**) jika diketahui  jumlah dan hasil kali akar-akarnya
Contoh:
Susunlah persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 dan 3
Penyelesaian:
Misalkan  dan
Dengan menggunakan persamaan (*) diperoleh
  
    
Dengan menggunakan persamaan (**) diperoleh
    
Sehingga
                
b.   Menyusun persamaan kuadrat yang akar-akarnya berhubungan dengan akar-akar persamaan kuadrat lainnya.
Jika suatu persamaan kuadrat diketahui, maka kita dapat menyusun persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya saling berhubungan dengan akar-akar persamaan kuadrat tersebut. Cara yang digunakan adalah seperti yang telah dipelajari di depan, yaitu menggunakan sifat persamaan kuadrat berikut:
 (jumlah akar) x + hasil kali akar = 0
Contoh:
Suatu persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya tiga kali akar-akar-akar persamaan
Penyelesaian:
Misalkan akar-akar persamaan kuadrat  adalah  dan , maka akar-akar persamaan kuadrat yang baru adalah                   dan
Jumlah akar      =   
                         =   
                         =   
                         =    3 .
                         =    15

Hasil kali akar  =   
                         =   
                         =   
                         =    90
Jadi persamaan kuadrat yang baru adalah

B.   Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian adalah sebagai berikut:
“Bila model pembelajaran individual diterapkan dalam proses belajar mengajar matematika, maka hasil belajar matematika siswa kelas X4 SMA Negeri 1 Kajang Bulukumba dapat ditingkatkan”


III. METODE PENELITIAN
 

Pada bagian ini akan diuraikan secara singkat tentang setting penelitian, pihak yang dilibatkan dalam penelitian ini, rancangan penelitian dan cara pelaksanaan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, analisis refleksi, dan pembahasan evaluatif.

A.  Setting Penelitian 
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang berbasis kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Kajang siswa kelas X4 pada semester ganjil tahun ajaran 2007-2008. Siswa kelas X4 tersebut berjumlah 19 orang, dimana siswa laki-laki berjumlah 8 orang dan siswa perempuan 11 orang.

B.   Pihak yang dilibatkan dalam penelitian
a.       Para guru pengajar mata pelajaran matematika kelas X4
b.      Para siswa kelas X4 semester  1 tahun ajaran 2007/2008

C.  Faktor yang Diselidiki
a.    Faktor siswa, yaitu dengan melihat minat dan kesungguhan siswa dalam mengikuti setiap siklus.
b.   Faktor guru, yaitu dengan melihat bagaimana pelajaran dipersiapkan serta interaksi belajar mengajar dalam melaksanakan model pembelajaran individual.
c.    Faktor output, yaitu dengan melihat hasil belajar siswa baik sebelum perbaikan maupun sesudah perbaikan.

D.  Prosedur Penelitian
1.   Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat kaji tindak berbasis kelas, tindakan berupa intervensi kegiatan melalui model pembelajaran individual untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Tindakan dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I selama 2 minggu atau 4 kali pertemuan, dan siklus II juga 2 minggu atau 4 kali pertemuan. Adapun rancangan penelitian yang akan digunakan mengikuti model                 Kemis & Mc Taggart (1988) yang terdiri dari 4 komponen utama, yaitu                  (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.










Secara sederhana rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:






























Octagon: Tindakan yang dipilih: Menerapkan model pembelajaran individual


Flowchart: Stored Data: Masalah utama:
Rendahnya hasil belajar matematika











Rumusan masalah utama:
Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran individual
 








Flowchart: Sequential Access Storage: Melaksanakan tindakan siklus I:
Mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan




Flowchart: Delay: Merencanakan tindakan I





Notched Right Arrow: Siklus I






Flowchart: Delay: Melakukan tindakan






Flowchart: Delay: Observasi dan refleksi





Flowchart: Delay: Merancang tindakan baru

Notched Right Arrow: Siklus II




Flowchart: Delay: Melakukan tindakan





Flowchart: Delay: Observasi dan refleksi



Flowchart: Sequential Access Storage: Melaksanakan tindakan siklus II:
Mengikuti langkah-langkah berdasarkan hasil refleksi pada siklus I





















2.   Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
            Gambaran Siklus I
a.       Tahap perencanaan
?  Menelaah kurikulum berbasis kompetensi SMA kelas X
?  Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika model pembelajaran individual di terapkan
?  Menyusun alokasi waktu dengan memperhitungkan alokasi waktu yang tersedia dalam GBPP.
b.      Tahap pelaksanaan tindakan
@ Siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan yang terdapat pada LKS.
@ Guru mengamati dan mengoreksi hasil kerja siswa secara perorangan untuk menghindari kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tersebut.
@ Siswa diminta untuk memperbaiki kembali hasil kerjanya berdasarkan koreksi guru
c.       Tahap pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dilakukan dengan tujuan untuk melihat adanya peningkatan, semangat, motivasi, serta hasil belajar siswa. Pemantauan siswa dari segi efektif dilakukan pada saatnya berlangsungnya proses belajar mengajar. Data diambil dengan memperhatikan aktivitas, komentar, respon, serta semangat siswa.
d.      Tahap refleksi
Pada dasarnya refleksi dilaksanakan pada setiap selesai belajar mengajar dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan pengajaran berikutnya.
Gambaran Siklus II
a.       Tahap perencanaan
Perencanaan pada siklus ini berkaitan dengan hasil yang didapatkan pada siklus I, yaitu:
Ø  Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I berdasarkan hasil refleksi.
Ø  Dari identifikasi tersebut, penulis membuat catatan mengenai kesulitan yang dihadapi dalam mengerjakan soal latihan.
-          Minat siswa dalam mengerjakan LKS masih rendah
-          Siswa masih malu untuk bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi dalam mengerjakan soal latihan.
b.      Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini sesuai dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Langkah-langkah dilakukan relatif sama dengan pelaksanaan pada siklus I. Namun ada beberapa perbaikan diantaranya:
-          Meningkatkan motivasi siswa dengan cara mendekati setiap siswa yang kurang aktif
-          Menambah jumlah soal latihan
-          Memberikan pengayaan bagi siswa yang aktif dan mampu mengerjakan soal.
c.       Tahap pemantauan dan evaluasi
Pada prinsipnya observasi yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, yaitu menggunakan pedoman observasi untuk mengetahui perkembangan siswa, akan tetapi pada siklus II ini observasi yang dilakukan lebih ditingkatkan dan diupayakan secara maksimal agar siswa lebih berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Diantaranya semua siswa yang kurang aktif diperhatikan secara individu. Data evaluasi diperoleh dari tes akhir yang diberikan pada akhir siklus II ini.
d.      Tahap refleksi
Mengadakan refleksi akhir dari semua tindakan yang telah dilakukan dan selanjutnya penulis membuat kesimpulan mengenai model pembelajaran individual.

E.   Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Data mengenai peningkatan penguasaan materi diambil dari tes setiap akhir siklus. Tes setiap siklus dibuat oleh penulis bekerja sama dengan guru mata pelajaran matematika.
2.      Data mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar diambil melalui observasi selama proses pembelajaran.

F.   Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik deskriptif  yaitu rata-rata skor dan persentase, standar deviasi, tabel frekuensi dan persentase nilai terendah dan nilai tertinggi yang dicapai siswa setiap siklus atau ulangan harian sedangkan untuk analisis kuantitatif data yang digunakan adalah kategorisasi. Data hasil tes yang dianalisis adalah skor hasil belajar. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori skor penguasaan matematika adalah skala lima.
Adapun untuk keperluan analisis kuantitatif akan digunakan teknik kategori standar yang diterapkan oleh Depdikbud (1993: 6), sebagai berikut:
Ø  Tingkat penguasaan 85% - 100% dikategorikan sangat baik
Ø  Tingkat penguasaan 65% - 84% dikategorikan baik
Ø  Tingkat penguasaan 55% - 64% dikategorikan sedang
Ø  Tingkat penguasaan 35% - 54% dikategorikan rendah
Ø  Tingkat penguasaan 0% - 34% dikategorikan sangat rendah

G.  Indikator Keberhasilan
Yang menjadi kriteria keberhasilan tindakan ini mengacu pada terjadinya peningkatan penguasaan, baik ditinjau dari hasil tes setiap akhir siklus maupun dari segi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.







DAFTAR PUSTAKA
Any Jaya, 2003. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pemberian Kuis Pada Siswa SLTP Negeri 1 Suli.  Makassar UNM.
Busran, 1993. Study Eksperimen Tentang Komentar Terhadap Tugas Terstruktur dalam Pengajaran Persamaan Lingkaran di SMA Negeri 295 Barru. Skripsi FMIPA IKIP Ujung Pandang.
Depdikbud, 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Jakarta: Balai Pustaka.
Djaali, 1984. Pengaruh Kebiasaan Belajar, Sikap, Kemampuan Dasar dan Proses Belajar Mengajar Matematika Pada SMA di Kotamadya Ujung Pandang. FPS IKIP Jakarta. Jakarta.
Djaali, 1987. Pengaruh Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar, dan Kemampuan Dasar Prestasi Belajar Matematika Pada SMP di Sulawesi Selatan di Luar Kotamadya Ujung Pandang. Penelitian Tahap Kedua, Laporan Penelitian. FMIPA IKIP Ujung Pandang. Ujung Pandang.
Hudoyo, Herman, 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. IKIP Malang. Malang.
Hudoyo, Herman, 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas.  PT. Usaha Nasional. Surabaya.
Mhiarso, 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan, Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Pustekom Dikbud dan CV Rajawali. Jakarta
Nurdin, H. Syafruddin. 2005. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cetakan Pertama. PT Ciputat Press.
Nurhafidah, 2004. Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diberikan Tugas dengan Umpan Balik Secara Individual dan Klasikal Pada Siswa Kelas II MTs. Cambajawa Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Skripsi. Unismuh Makassar. Makassar.
Siswan, 2004. Deskripsi Keterkaitan Nilai-nilai Formal Matematika dengan Budaya Bugis. Makassar: UNM
Slameto, 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Cetakan pertama. Bina Aksara. Jakarta.
Spears, 1955. Principle of Teaching. New York: Prentice Hall.
Sripuniati, 2003. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Individual Pada Siswa Kelas I2 SMU Negeri Model 3 Makassar. Skripsi. FMIPA UNM Makassar.
Sudjana, Nana, 1991.CBSA dalam PBM.  Bandung: IKIP.
Suherman, Erman, dkk. 2000. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer JICA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Bandung Edisi Revisi
Yusrina, 2004. Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I SMA Negeri I Kajang Kabupaten Bulukumba. Makassar. Unismuh Makassar
Winkel. W.S, 1984. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.